Antisipasi Harga Beras Mahal, Gubernur Riau Sarankan Warga Mulai Makan Produk Sagu

by

PEKANBARU – Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman menyarankan masyarakat Riau supaya mulai terbiasa mengkonsumsi produk berbahan sagu. Hal ini untuk meminimalisir dampak kenaikan harga beras secara nasional.

Menurut gubernur, Riau tak akan terlepas dari merangkak naiknya harga beras. Apalagi Riau adalah daerah yang pemenuhan kebutuhan berasnya masih bergantung dengan Provinsi Sumatera Barat dan Sumatra Utara.

Inisiatif beralih mengkonsumsi sagu dianggapnya sangat beralasan. Karena Riau merupakan daerah penghasil sagu besar. “Soal alih fungsi lahan tetap kita mengajak masyarakat melalui Dinas terkait untuk membina masyarakat tidak melakukan alih fungsi lahan dari pertanian dari sawah menjadi kebun kelapa sawit, “ujar pria yang akrab disapa Andi Rachman ini, Rabu (17/1).

Untuk konsumsi sagu menurut gubernur, karena sudah diikrarkan sebagai daerah Riau sebagai Provinsi Sagu, maka setidaknya sekali sehari masyarakat harus konsumsi sagu.
“Minimal sekali sehari, pas sarapan saja makan sagu, karena sagu itu panganan yang sehat dan tentunya menghemat kita,” tutur Andi.

Dengan cara tersebut lanjut Andi Rachman bisa menghemat pasokan beras ke Provinsi Riau, karena saat ini kebutuhan beras Riau 40 persen didatangkan dari luar Riau terutama dari Sumbar dan Sumut.

“Kalau itu diterapkan bisa menghemat beras Riau dan itu bagian dari cara mengantisipasi jika terjadi lonjakan harga dan terhambatnya pasokan beras ke Riau nanti,” lanjut Andi Rachman.

Sementara itu saat ini harga beras secara nasional mengalami kenaikan 3 persen, termasuk di Provinsi Riau terkena imbasnya. Apalagi sejauh ini Riau masih menjadi provinsi konsumen besar yang 40 persennya diimpor dari luar daerah.

Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Riau, Ahmad Hijazi mengatakan, kondisi tersebut perlu disikapi dengan cepat. Apalagi Riau berbatasan langsung dengan daerah-daerah penghasil besar.

Ia meminta kepada Dinas Perdagangan, Koperasi dan UMKM Riau untuk segera melakukan koordinasi dengan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Kabupaten/Kota, dan provinsi tetangga seperti Sumatera Barat dan Sumatera Utara.

“Disperindag harus mengambil langkah cepat mengecek ketersediaan stok beras dari berbagai level. Baik dilevel distributor sampai pengecer,” harap Sekda.

Ahmad Hijazi melihat, mata rantai distribusi beras perlu dicermati. Kalau perlu di Disperindag ada petugas yang ditugaskan untuk monitor stok dan harga beras. Karena kalau stok ada, maka harga beras tidak terlalu naik. (*)