EKONOMIPOS.COM (EPC),YOGYAKARTA – Diduga depresi, seorang pemuda warga Desa Banaran, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, Putut Wijanarko (26), memilih bunuh diri di kawasan hutan pendidikan Wanagama, yang berada tak jauh dari rumah korban.
Anak pertama Suminto yang juga Kades Banaran Kecamatan Playen ini sempat menggemparkan warga setempat. Kanitreskrim Polsek Playen Iptu Pujiono menyampaikan bahwa korban pertama kali ditemukan oleh salah seorang warga bernama Edi Sujaswoko yang memang tengah mencari korban, lantaran sudah menunjukkan gejala depresi. Setelah beberapa menit mencari, terlihat sepeda motor yang dipakai Putut terparkir di pinggir jalan, ia pun terus menelusuri keberadaan Putut dengan berjalan ke dalam hutan.
“Setelah dicari, ternyata korban sudah tewas gantung diri pada sebuah pohon,” katanya saat dihubungi.
Adapun korban diduga bunuh diri lantaran depresi, akibat masalah yang sudah sejak beberapa minggu terakhir dihadapi korban. “Diduga korban mengalami depresi,” imbuhnya.
Kapolsek Playen AKP Wahyono Heru menambahkan, berdasarkan pemeriksaan tim medis dan Polsek Playen, tidak ditemukan tanda kekerasan dan penganiayaan di tubuh korban. Selanjutnya, jenazah korban diserahkan ke keluarganya untuk dikebumikan.
“Korban murni bunuh diri, sebab dari hasil pemeriksaan medis tidak ditemukan adanya bekas penganiayaan terhadap korban. Saat ini korban langsung diserahkan ke pihak keluarga,” tambahnya.
Dari catatan Polres Gunungkidul, selama tahun 2017 sudah ada tiga korban meninggal dunia akibat gantung diri. Pihak kepolisian dan pemerintah setempat sudah membuat Satgas Berani Hidup untuk mencegah bunuh diri. Sebab, setiap tahun angka bunuh diri di kabupaten terluas di DIY ini cukup tinggi. Penyebabnya beragam, dan ada kepercayaan munculnya pulung gantung yang menyebabkan orang bunuh diri.
Sebelumnya, Psikiater Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wonosari Ida Rochmawati mengatakan, penyebab bunuh diri sebagian besar karena depresi. Depresi adalah gangguan jiwa yang merupakan gangguan suasana hati di mana seseorang menjadi murung, mudah lelah dan hilang minat. Pada depresi berat dapat muncul ide bunuh diri.
“Suka tidak suka, mereka hidup berdampingan dengan kita. Jadi, akan lebih baik memberikan pertolongan, karena dengan mengucilkan mereka membuat kondisi penderita jadi semakin parah,” jelasnya.
Ia mengatakan pentingnya koordinasi lintas sektoral untuk bersama menanggulangi kasus bunuh diri. “Salah satunya, mengantisipasi kejadian bunuh diri dengan sosialisasi tentang penting kesehatan jiwa,” ucapnya. (**)