EKONOMIPOS.COM (EPC), PEKANBARU – Bersempena HUT ke-60 Provinsi Riau, Gubernur Asyadjuliandi Rachman mengajak Aparatus Sipil Negara berkomitmen dalam memperbaiki integritas sebagai abdi negara. Hal ini juga sesuai dengan tema HUT kali ini “Menghulu Budaya Melayu, Menghilir Riau Berintegritas”.
“Jargon yang diusung pada peringatan Hari Jadi ke-60 Provinsi Riau Berintegritas,” kata Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman dalam pidato resminya saat menjadi inspektur upacara HUT Riau ke- 60 di Halaman kantor Gubernur yang dikomandani Bupati Kampar Azis Zainal di Pekanbaru, Rabu (09/08/2017).
Sebagai komitmen Pemerintah Provinsi Riau dalam menegakkan integritas, pihaknya juga telah menetapkan salah seorang pejabat struktural setingkat eselon III yang membidangi masalah integritas di bawah Organisasi Perangkat Daerah Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM).
“Konsistensi Pemerintah Provinsi Riau dalam menegakkan integritas, Alhamdulillah mulai membuahkan hasil. Misalnya, sejak tahun 2017, akuntabilitas kinerja Pemerintah Provinsi Riau mendapat penilaian B dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi setelah 7 tahun hanya mendapat penilaian CC,” tuturnya.
Dalam hal pertanggungjawaban keuangan dan aset, Pemerintah Provinsi Riau juga telah 4 (empat) kali mendapat predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia.
Termasuk beberapa apresiasi yang terkait dengan penegakan integritas. Seperti National Procurement Award 2016 kepada LPSE Provinsi Riau pada Kategori Inovasi LPSE yang diberikan oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP).
BKN Award Kategori Implementasi Assesment Centre Peringkat III Nasional, Predikat Kepatuhan Standar Tinggi terhadap Standar Pelayanan Publik dari Ombudsman.
“Kita juga mendapatkan reward dalam penyampaian APBD tepat waktu dan sejumlah apresiasi lainnya. Makanya seluruh Aparatur Pemerintah haruslah menjadi contoh terdepan dan utama dalam penegakan integritas ini,” tambahnya.
Dia mengatakan dengan tema “Menghulu Budaya Melayu, Menghilir Riau Berintegritas” sangat beralasan, mengingat integritas saat ini menjadi permasalahan yang sangat penting dan utama, harus dicarikan jalan keluarnya.
Dia menyatakan pihaknya menyadari bahwa telah terjadi pergeseran nilai budaya sebagai akibat tak terbendungnya arus globalisasi ke daerah. Ini merupakan penyebab utama terjadinya pengikisan semangat integritas.
Seperti diketahui bersama bahwa kebudayaan merupakan implementasi dari nilai-nilai, kebiasaan dan karya yang dihasilkan oleh suatu negeri yang beradat atau bertamadun.
“Karenanya, kami berkeinginan mengembalikan nilai-nilai budaya Melayu (disebut Hulu) dalam implementasi kehidupan sehari-hari saat ini, dengan harapan (hilirnya) akan bangkit lagi semangat berintegritas. Dalam Gurindam 12 karya pahlawan bahasa Raja Ali Haji pun disebutkan ¿Jika hendak mengenal orang berbangsa, lihatlah kepada budi dan bahasa,” ujarnya.
Andi juga berpesan dihari jadi ini hendaknya semua pihak membenahi dan meluruskan yang kurang dan salah, lalu memantapkan dan meningkatkan program-program pembangunan di Provinsi Riau untuk mengangkat marwah negeri.
Sebagai upaya nyata menegakkan integritas, sebut Andi lagi Pemerintah Provinsi Riau bersama pemerintah kabupaten/kota se-Riau telah menandatangani komitmen bersama Program Pemberantasan Korupsi Terintegrasi, termasuk melakukan Deklarasi Anti Gratifikasi sebagai bentuk komitmen dan keseriusan dalam upaya mencegah praktik korupsi. (*)