EKONOMIPOS.COM (EPC), PEKANBARU – Elpiji 3 kg kembali sulit ditemukan warga Pekanbaru dalam beberapa hari terakhir. Terutama di kawasan Kecamatan Tampan. Hampir semua pangkalan, sebagai pihak penyalur gas bersubsidi ini menutup kedainya.
Sementara di pengecer juga sulit diperoleh. Jika pun ada di jual dengan harga tinggi. Seperti dikeluhkan seoirang warga Jalan Swakarya, Hadi. “Saya dipaksa membeli gas 3 kg seharga Rp 35 ribu. Pengecer ini mematok harga tinggi karena barangnua memang langka,” kata Hadi, Jumat (20/10/2017).
Kepala Bidang Perdagangan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Pekanbaru, Irba Sulaiman mengaku sudah mendapatkan laporan terkait kelanggkaan elpiji 3 kilogram. Khusunya di wilayah Kecamatan Tampan.
“Saya sudah kontak agen-agen yang memasok gas elpiji 3 kilogram di wilayah Tampan. Mereka semuanya mengatakan pasokan normal dan sudah mengirim pasokan ke semua pangkalan. Jadi kalau masalah pasokan saya rasa tidak ada masalah lagi,” katanya.
Pihaknya menduga kelanggkaan ini terjadi akibat adanya surat edaran yang dikeluarkan Disperindag terkait larangan rumah makan, restoran, cafe dan hotel menggunakan gas bersubsidi. Akibat larangan tersebut Disperindag menduga, pemilik rumah makan, restoran, cafe dan hotel menggunakan pihak ketiga untuk bisa mendapatkan elpiji 3 kilogram.
“Bisa jadi mereka menggunakan tangan ketiga dan bermain dengan pengecer. Jadi tidak langsung ke pangkalan. Karena sudah ada larangan, pangkalan tidak akan berani memberikan. Makanya kita menduga mereka mengambil dengan pengecer dengan jumlah besar, kemudian itu mereka stok di satu tempat. Inilah yang kita duga yang menyebabkan kelanggkaan itu. Karena kalau dari pasokan tidak ada masalah,” beber Irba.
Dia berjanji akan melakukan razia besar-besaran ke pangkalan yang ada di Pekanbaru. Pihaknya meminta agar pendistribusian gas bersubsidi harus diutamakan untuk masyarakat.
“Ada rencana kita mau sidak ke rumah makan, restoran, cafe dan hotel. Kita akan mengajak tim Satpol PP, DPM PTSP, dan Dinas Pariwisata. Karena ini berkaitan dengan perizinan,” lanjut Irba.
Selain itu, Disperindag meminta kepada RT, RW, lurah hingga camat untuk ikut mengawasi distrubusi elpiji 3 kilogram. Dalam waktu dekat pihaknya akan mengirimkan surat ke kecamatan agar ikut mengawasi elpiji bersubsidi ini.
Branch Manager Pertamina Sumbar, Riau Rachman Pramono Wibowo mengaku belum mendapatkan laporan terkait adanya kelangkaan elpiji 3 kilogram di wilayah Tampan dan sekitarnya. Namun pihaknya berjanji menindaklanjuti keluhan dari warga ini untuk segera dicarikan jalan keluar serta apa yang menyebabkan kelangkaan tersebut.
“Saya belum dapat informasi resmi menganai kelangkaan ini. Tapi ini akan menjadi masukan bagi kita. Nanti akan segera kita kroscek,” katanya.
Jika memang saat ini masih ditemukan elpiji 3 kilogram di tingkat pengecer, pihaknya memastikan kelangkaan tersebut bukan disebabkan kurangnya volume pasokan. Meskipun pihaknya menegaskan gas bersubsidi tidak dibenarkan dijual tingkat pengecer.
Pihaknya kembali akan mempertegas kepada pangkalan agar tidak melayani pembeli dari kalangan pengecer. Sebab jumlah pangkalan di Pekanbaru sudah tersebar disemua wilayah. Sehingga tidak sulit untuk dijangkau. (*)