Sepmardi, Pria Paruh Baya yang Sukses Menjadi Pengusaha Penjahit Pakaian

by

EKONOMIPOS.COM(EPC), PEKANBARU – Sepmardi, Seorang pria paruh baya itu selalu tersenyum ramah kepada siapa saja tamunya yang datang. Disebuah kios kecil penuh benang dan kain bahan pembuatan baju, dia bercerita panjang tentang kerja kerasnya membangun usaha.
Pada tahun 2002, dia memberanikan diri mengambil sebuah projek menjahit baju yang di pesan salah seorang kenalannya. “Setelah menyelesaikan satu pekerjaan, dapat lagi pesanan untuk yang lain, begitulan awalnya,” ujarnya.

Dalam silsilah garis keturunannya, tidak ada satupun yang mempunyai bakat dengan jahit menjahit. Ayahnya adalah mantan angkatan darat yang ketika itu beralih profesi menjadi pedagang hasil bumi di Sumatera Barat.

Setelah menamatkan sekolah menengah pertama, dia diajak saudara tuanya ke Jakarta untuk membantu berjualan. Namun sayangnya, usaha tersebut tidak berhasil dia jalani. “Bakat kamu tak ada berjualan,” kata Sepmardi menirukan ucapan Abangnya.

Setelah melewati perjalan panjang, Sepmardi akhirnya terdampar ke Riau. Di bumi bertuah ini dia membali memulai poeruntungand dalam menjalankan usaha. Ketika itu dia sudah memiliki skil menjahit yang dia pelajari dari seorang teman di bekasi, setelah beranjak dari Ibu Kota.

Di Kota Pekanbaru dia ditawarkan sebuah mesin jahit oleh saudaranya. Di bawah sebuah tangga ruko, dia mulai menjalankan usaha itu dari awal. Perlahan mulai terlihat usaha kerasnya itu membuahkan hasil. Dia merekrut dua orang tenaga kerja untuk membantu menyelesaikan pesanan-pesanan pelanggan.

“Bagi saya, yang penting berani. Saya berani mendatangi orang untuk menawarkan kemampuan saya. Setelah saya menjaga kepercayaan mereka kepada saya,” ujarnya.

Tahun 2009, dia memberanikan diri untuk meminjam uang ke Bank Riau Kepri untuk tambahan modal usahanya. Sejak saat ini, dia tidak perlu pusing memikirkan untuk membayar sewa kios, dan mencari uang untuk membeli bahan. Kreditnya di perbankan itu ternyata berlangsung lancar.

“Kami sudah 3 kali melakukan pinjaman ke Bank Riau Kepri, Alhamdulillah selama ini perkembangannya sangat memuaskan. dari dulu karyawan kami 2 orang sekarang jadi 6 orang,” tambahnya.

Kini Sepmardi sudah punya karyawan sebanyak enam orang untuk dipekerjakan di tempatnya. Dia adalah satu dari sekina banyak pengusaha yang memulai usahanya tanpa modal. Dia bahkan pernah terhutan selama 6 bulan pada koperasi Unilak karena belum bisa membayar kios.

Namun ternyata modal keberanian Sepmardi, membuat pihak pengurus koperasi percaya dengan kerja kerasnya. Tentu saja kepercayaan itu tidak dia sia-siakan. Kurang dari jatuh tempo, semua hutang-hutangnya itu dilunasi.

Sepmardi membagi kisah menarik ketika usahanya sudah mulai lancar. Setelah mengerjakan proyek besar dari Stikes Hang Tuah, pada suatu hari dia duduk berhadapan dengan semua karyawannya.

“Saya beranikan diri bicara kepada karyawan saya, Kalau semua urusan dengan pekerjaan ini selesai, dan uangnya sudah saya pegang. Kita akan jalan ke Sumbar,” ujarnya.

pada saat itu seorang karyawannya nyeletuk dan berkata, “Mobilnya, mana?”

“Langsung kita beli,” jawab Sepmardi. Dia akhirnya membeli sebuah mobil kijang pertama dari hasil usahanya.