Ekonomipos,Jakarta. Puluhan direksi bank terlihat mendatangi kantor petinggi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di gedung Bank Indonesia (BI) pada Selasa pagi (20/1). Kemarin, OJK mengundang bankir dalam rangka tawar menawar realisasi penurunan bunga kredit karena suku bunga dana sudah mulai susut (Harian KONTAN, Selasa 20 Januari 2014).
Pagi itu, wasit perbankan melemparkan keinginan penting kepada bankir, yakni : mencari strategi dalam menggiring penurunan suku bunga kredit. Nelson Tampubolon, Dewan Komisioner OJK, menyatakan, OJK telah memberikan beberapa arahan terhadap bankir.
Pertama, OJK meminta bank-bank disiplin mengikuti arahan OJK tentang pembatasan suku bunga (capping) deposito. Kedua, OJK minta ada upaya konkret dari masing-masing bank untuk menurunkan bunga kredit, terutama bagi bank yang mematok suku bunga kredit sangat tinggi. “OJK berharap segera mungkin bunga kredit turun. Agar terasa dampaknya bagi masyarakat,” kata Nelson.
Menanggapi permintaan otoritas, bankir menyampaikan sejumlah cara yang bisa ditempuh untuk memangkas bunga kredit. Diantaranya, memperbesar porsi dana murah yang bersumber dari tabungan dan giro (CASA), melanjutkan penerapan capping bunga deposito, dan bergarap kondisi pasar membaik seperti inflasi rendah, yang diikuti oleh penurunan suku bunga acuan (BI rate).
Masih sebatas janji
Apa daya, bankir punya sederet alasan untuk mengindari penurunan bunga kredit. Dalam pertemuan, kemarin, bankir hanya berjanji mengkaji sejumlah peluang yang bisa dilakukan untuk memangkas bunga kredit. “Kami akan coba turunkan antara 25 basis poin (bps),” kata Achmad Baequni, Direktur Keuangan Bank Rakyat Indonesia (BRI).
Menurut dia, penurunan bunga kredit sekitar 25 bps – 50 bps berpotensi terjadi pada segmen kredit dengan risiko rendah. Sedangkan, jenis kredit risiko tinggi semisal mikro, masih sulit. Setali tiga uang, Tigor M. Siahaan, Chief Country Officer Citi Indonesia, menyampaikan, bunga kredit berpeluang turun untuk memenuhi permintaan pengusaha. Namun, penurunan bunga kredit berpotensi berimbas negatif terhadap pendanaan.
Salah satu pertimbangan Citibank adalah rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) bank yang mulai merangkak naik. Adapun Glen Glenardi, Direktur Utama Bank Bukopin bilang, pihaknya tengah mengkaji penurunan bunga kredit sekitar 25 bps(Kontan).