EKONOMIPOS.COM – Dolar Amerika Serikat (AS) menguat tipis pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB). Dolar AS menguat karena selera risiko kembali ke pasar dengan Wall Street pulih dari kerugian awal dan imbal hasil obligasi pemerintah memperpanjang kenaikannya.
Investor juga mengkonsolidasikan keuntungan yang dibuat pada mata uang lain dengan mengorbankan dolar menjelang akhir pekan yang panjang di Amerika Serikat. Di mana pasar keuangan tutup pada Senin 15 Februari untuk Hari Presiden.
Menurut Kepala Penelitian investasi BDSwiss Group Marshall Gittler, prospek dolar tetap lebih rendah meski dianggap sebagai tempat berlindung yang paling aman dan cenderung turun ketika orang tidak mencari tempat berlindung yang aman.
“Dengan pasar reli dan Fed AS bertahan tanpa batas waktu, saya perkirakan dolar digunakan secara luas sebagai mata uang pendanaan, mendorong nilainya turun,” ujarnya, Sabtu (13/2/2021).
Sementara itu, bitcoin jatuh 1,3% menjadi USD47.356 setelah mencapai rekor tertinggi USD49.000. Bitcoin membukukan keuntungan sekitar 20% dalam pekan tonggak bersejarah ditandai dukungan perusahaan besar seperti Tesla Elon Musk.
Mata uang kripto paling populer di dunia itu mencapai rekor tertinggi semalam setelah grup perbankan AS, Bank of New York Mellon mengatakan telah membentuk unit untuk membantu nasabah memegang, mentransfer, dan mengeluarkan aset digital.
Dalam perdagangan sore, indeks dolar naik 0,1% menjadi 90,494 setelah volume melemah di Asia karena Tahun Baru Imlek. Pada minggu ini, indeks melemah 0,6% penurunan minggu pertama dalam tiga minggu.
Data klaim pengangguran mingguan AS yang lebih lemah dari perkiraan pada Kamis (11/2/2021) menambah kekhawatiran reli dolar sebelumnya telah memperkirakan rebound ekonomi yang terlalu cepat.
Dolar menguat 0,2% terhadap yen pada 104,97 yen. Greenback turun 0,4% pada minggu ini, kemerosotan paling tajam sejak pertengahan Desember.
Ada perbedaan pandangan di antara para pedagang sepanjang tahun ini tentang bagaimana paket stimulus fiskal yang direncanakan Presiden AS Joe Biden sebesar 1,9 triliun dolar AS akan memengaruhi dolar.
Beberapa melihatnya sebagai memperkuat mata uang karena seharusnya mempercepat pemulihan AS relatif terhadap negara lain, sementara yang lain menganggap itu akan mendorong narasi reflasi global yang seharusnya mengangkat aset-aset berisiko dengan mengorbankan dolar.
Euro tergelincir 0,1% menjadi 1,2116 dolar, tetapi pada minggu ini, mata uang tunggal Eropa naik 0,5%.
Pound Inggris naik 0,2% terhadap dolar menjadi 1,3848 dolar, meskipun data menunjukkan ekonomi Inggris mengalami rekor penurunan pada 2020, meskipun tumbuh pada kuartal terakhir.
Dolar Australia, proksi untuk selera risiko, menguat dari posisi terendah menjadi diperdagangkan datar pada 0,7753 dolar AS. Dolar Selandia Baru juga memangkas kerugiannya terhadap greenback.(okezonecom)