Atap Sekolah SDN Randuwatang Ambruk

by

EKONOMIPOS.COM (EPC),JOMBANG – Para siswa kelas 1 hingga kelas 3 SDN Randuwatang, Kecamatan Kudu, Kabupaten Jombang, Jawa Timur sepertinya masih harus bersabar untuk bisa kembali ke kelas mereka. Sebab, hingga kini belum ada kejelasan kapan perbaikan atap ruang kelas yang ambrol itu akan dilakukan oleh pemerintah setempat.

Belum adanya anggaran, menjadi alasan Pemkab Jombang untuk tidak melakukan perbaikan dalam waktu dekat ini. Sebab, ambruknya atap ruang kelas 1 itu terjadi setelah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2017 disahkan oleh DPRD Jombang.

“Kami belum dapat memastikan. Kita akan melihat kemungkinan anggaran 2017 untuk menangani, apakah bisa segera (perbaikan atap ruang kelas) atau menunggu perubahan anggaran,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jombang, Budi Nugroho.

Budi berdalih, dalam APBD tidak dikenal istilah dana taktis. Di mana anggaran itu disiapkan guna mengantisipasi adanya kejadian seperti ambruknya gedung sekolah atau peristiwa lainnya. Sehingga, pihaknya tidak bisa memastikan kapan perbaikan atap ruang kelas itu akan diperbaiki.

“Tidak ada dana taktis, karena memang tidak diperbolehkan. Kesempatannya ada pada perubahan anggaran keuangan (PAK) tahun 2017 ini,” tambah pejabat yang pernah duduk sebagai kepala Badan Kepegawaian Daerah ini.

Namun demikian, pihaknya akan berupa semaksimal mungkin agar perbaikan atap ruang kelas tersebut bisa segera dilakukan. Yakni dengan meminta bantuan dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terkait dengan kondisi itu.

“Kami akan berusaha untuk mencarikan dana block grand dari pusat untuk perbaikan kelas di SDN Randuwatang ini, supaya lebih cepat tertangani. Kita berusaha secepatnya,” terangnya.

Kendati demikian, pihaknya memastikan jika proses belajar mengajar di SDN Randuwatang harus tetap berjalan. Meskipun para siswa harus belajar di musala dan sebagian dari mereka harus digabung dengan kelas lain.

“Proses belajar mengajar harus tetap berjalan. Kami melihat, sekolah sudah tanggap dengan memindahkan murid agar tetap bisa belajar ke kelas kosong yang selama ini digunakan untuk salat,” pungkas Budi. (**)