EKONOMIPOS.COM (EPC), JAKARTA – Sebanyak 15 proyek migas di perairan Natuna, Kepulauan Riau, mandek akibat anjloknya harga minyak dunia ke kisaran US$ 50/barel. Seberapa besar dampaknya bagi produksi migas nasional?
Total produksi minyak dari blok-blok migas yang berada di Natuna adalah 25.447 barel per hari (bph). Kemudian produksi gas bumi 489,21 MMSCFD. Ini sekitar 3% dari produksi migas nasional, yang sebesar 810.000 bph minyak, dan gas 1,2 juta barel setara minyak per hari (barel oil equivalent per day/boepd).
“Produksi gasnya hampir 500 MMSCFD. Produksi minyaknya 25.000 bph. Kemudian Blok East Natuna masih tahap eksplorasi. Jadi Natuna cukup penting,” kata Dirjen Migas Kementerian ESDM, IGN Wiratmaja Puja di Jakarta, Rabu (13/7/2016).
Berdasarkan data Kementerian ESDM, terdapat 7 wilayah kerja (WK/blok) di Natuna yang sudah mencapai tahap eksploitasi (produksi). Lalu 10 blok masih di tahap eksplorasi.
Berikut daftar blok di Natuna yang sudah di tahap produksi:
- Blok Cakalang, dioperasikan Lundin Cakalang BV
- Blok Kakap, dioperasikan Star Energy (Kakap Ltd)
- Natuna Sea Blok “A”, dioperasikan Premier Oil Natuna Sea BV
- Northwest Natuna, dioperasikan Santos Netherlands BV
- Sembilang, dioperasikan PT Mandiri Panca Usaha
- South Natuna Sea Block B, dioperasikan ConocoPhilips Inc.
- Blok Udang, dioperasikan Pertamina EP
(Detik)