Penyaluran Gula Bulog Di Sulselbar Tanpa Distributor

by

EKONOMIPOS.COM (EPC), MAKASSAR – Pendistribusian komoditas gula kristal putih di wilayah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat oleh Perum Bulog dilakukan tanpa pelibatan distributor swasta untuk menjamin harga yang diterima konsumen jauh lebih murah.

Kepala Perum Bulog Divisi Regional Sulselbar, Abdul Muis, pengemukakan penyaluran komoditas gula untuk konsumsi rumah tangga itu langsung dilakukan oleh perusahaan dengan menggandeng pemerintah daerah setempat sehingga lebih memudahkan pengaturan setok hingga kontrol harga komoditas tersebut.

“Kami belum ada kerjasama dengan distributor-distributor besar, tetapi hanya dengan pemda, koperasi, toko maupun kios untuk memasarkan gula sesuai dengan HET yang ditetapkan Bulog,” katanya kepada Bisnis, Senin (19/9/2016).

Muis menguraikan, kuota gula kristal putih untuk Divre Sulselbar pada tahun ini mencapai 3.400 ton yang didistribusikan secara proporsional ke seluruh kabupaten/kota di wilayah cakupan pelayanan melalui sub divre agar harga komoditas tersebut di pasaran tetap stabil di angka Rp12.500 per kilogram.

Sejauh ini, lanjutnya, penyaluran gula di Sulselbar telah mencapai 1.800 ton yang dilakukan melalui sub divre dengan volume secara rerata masing-masing 150 ton maupun didistribusikan secara langsung melalui skema operasi pasar (OP) yang telah mencapai 300 ton.

Adapun OP yang diselenggarakan Bulog Divre Sulselbar sepanjang tahun ini lebih menyasar pasar-pasar tradisional yang berorientasi menjaga stabilitas harga komoditas yang cenderung mengalami pergerakan secara signifikan.

Khusus OP yang telah direalisasikan diklaim telah mampu menekan harga gula secara efektif ke tingkat konsumen.

“Sebelum gencar OP, harga gula di Sulselbar itu berkisar Rp16.000 per kilogram, dan setelah OP telah berada pada level Rp13.000 per Kg. Tentu kami terus lakukan stabilisasi harga hingga masyarakat dapat menikmati harga gula murah 12.500 per Kg,” papar Muis.

Sementara itu, Kepala Dinas Perindag Sulsel Hadi Basalamah mengatakan pemantuan telah dilakukan secara intensif dan berkelanjutan untuk memastikan harga maupun pasokan gula tetap dalam kondisi aman bagi konsumen di daerah ini.

“Setok gula Sulsel sejauh ini masih berada di kisaran 20.000 ton, itu kumulatif dari produksi pabrik gula lokal di Sulsel, gula yang didatangkan dari Jawa oleh distributor-distributor termasuk pula pasokan dari Bulog,” katanya.

Khusus distribusi gula Bulog, lanjut Hadi, pihaknya juga berkoordinasi dengan Disperindag kabupaten/kota untuk ikut memastikan penyaluran komoditas tersebut mampu secara optimal menjadi stabilisator harga sehingga tetap terjaga pada level yang terjangkau bagi masyarakat

 

 

(Bisnis)