Akan Naik Harga Tempe Dan Tahu Akibat Kedelai Impor

by

EKONOMIPOS.COM-Ketua Umum Gabungan Asosiasi Koperasi Tahu-Tempe Indonesia (Gakoptindo), Aip Syarifuddin berujar, kenaikan harga kedelai impor tersebut tentu akan memukul industri tahu dan tempe rumahan.

Image result for foto kedelai impor

Kedelai impor asal Amerika Serikat (AS) mengalami kenaikan sejak sebulan belakangan ini. Penyebabnya, produksi kedelai di Negeri Paman Sam tengah menyusut. Harga kedelai impor sendiri saat ini dibanderol di kisaran Rp 7.300/kg, dari harga sebelumnya di kisaran Rp 6.800/kg.

“Jelas akan mempengaruhi harga tahu tempe. Karena bahan bakunya tempe atau tahu ya 100% kedelai. Memang sekarang kenaikannya masih bisa ditolerir, tapi trennya ini terus naik,” jelas Aip kepada.

Sebagai informasi, kebutuhan kedelai dalam negeri sendiri setiap tahun sebesar 2,7 juta ton dan terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Sementara produksi kedelai dalam negeri berkisar sekitar 800.000 setahun dengan kekurangannya dipenuhi dari impor.

Dihubungi terpisah, Ketua Koperasi Pengrajin Tahu dan Tempe (Kopti) Jawa Barat, Asep Nurdin, mengatakan para pengrajin tempe dan tahu memang mengeluhkan kenaikan harga kedelai impor tersebut, namun tak bisa serta merta menaikkan harga tahu dan tempe. Menurutnya, pengrajin tempe dan tahu lebih memilih mengurangi takaran produksinya.

“Selama harga kedelai masih belum melewati Rp 8.000/kg masih bisa disiasati, untuk menghindari rugi kita volumenya. Karena kalau menaikkan harganya itu nggak bisa, karena konsumen kita itu rata-rata masyarakat kecil,” kata Asep.

“Kalau naiknya tinggi sekali seperti dulu kita sampai demo. Jangan sampailah,” imbuhnya.

Dihubungi terpisah, Ketua Koperasi Pengrajin Tahu dan Tempe (Kopti) Jawa Barat, Asep Nurdin, mengatakan para pengrajin tempe dan tahu memang mengeluhkan kenaikan harga kedelai impor tersebut, namun tak bisa serta merta menaikkan harga tahu dan tempe. Menurutnya, pengrajin tempe dan tahu lebih memilih mengurangi takaran produksinya.(**)