Wuih! Ambon menuju kota musik dunia

by

EKONOMIPOS.COM(EPC),JAKARTA –  Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Indonesia akan mencanangkan Ambon menuju kota musik dunia berdasarkan standar UNESCO pada 28 Oktober 2016.

Bekraf bersama Kementerian dan lembaga terkait siap membantu memfasilitas kota Ambon menjadi kota musik dunia melalui berbagai kebijakan berupa anggaran dan infrastruktur pendukung, kata Deputi Fasilitasi HKI Bekraf Indonesia, Ari Juliano Gema.

“Pencanangan Ambon menuju kota musik dunia akan dilakukan 28 Oktober 2016 di kota Ambon, sekaligus dilakukan pekan kreativitas bermusik para musisi Ambon,” katanya, Kamis (28/7).

Menurut dia, ada tujuh syarat dari UNESCO yang harus dipenuhi kota Ambon menuju kota musik dunia di antaranya infrastruktur penunjang berupa penyiapan SDM, gedung pertunjukan seni, studio rekaman dan sekolah musik.

Bekraf berupaya mewujudkan syarat yang ditetapkan UNESCO sehingga nantinya dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat.

“Saat ini kota Ambon belum memiliki sekolah musik, tetapi kita optimis dalam waktu dekat Ambon akan memiliki sekolah musik yang dapat menghasilkan tenaga pemusik yang handal, kita akan membantu Pemkot Ambon mewujudkan hal tersebut melalui penyiapan SDM dan kurikulum,” katanya.

Ari menyatakan, pihaknya bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Kemenristekdikti sebagai sektor utama akan mewujudkan syarat awal yakni mendaftar upaya tersebut ke UNESCO untuk dikaji.

Upaya lain pihaknya akan membantu kurikulum dan penyiapan SDM, karena saat ini Ambon belum memiliki sekolah musik umum, yang akan kita benahi baik sekolah formal maupun non formal.


“Kita akan kita bantu melalui regulasi guna mendukung industri musik agar dapat berkembang di Ambon. Hal ini juga dibutuhkan peran pemerintah daerah dan kementerian terkait untuk memfasilitasi hal tersebut,” ujarnya.

Ia mengakui, pihaknya sementara menyusun “road map” bersama Pemkot Ambon, Pappri dan komponen lainnya bagaimana untuk persiapan syarat yang ditentukan UNESCO. Mewujudkan hal tersebut tidak bisa dibutuhkan waktu singkat seperti yang dilakukan di beberapa kota lain di Indonesia.

Beberapa kota di Indonesia yang telah mewujdkan ekonomi kreatif berstandar UNESCO seperti Bandung yakni kota design, Pekalongan kota kraft, dibutuhkan waktu dua hingga tiga tahun harus mempersiapkan dari sekarang.

Ari menambahkan, mewujudkan Ambon kota musik berstandar UNESCO tidak hanya diperlukan peran Pemda, tetapi komitmen seluruh masyarakat dan komponen lainnya.

“Masyarakat harus berkontribusi mewujudkan upaya tersebut melalui komitmen untuk wujudkan Ambon kota musik berstandar internasional,” tandasnya.

 

(KONTAN)