Demam Pokemon Go

by

EKONOMIPOS.COM (EPC) – Siapa yang pernah bermimpi menciptakan bisnis yang bisa meledak di seluruh dunia? Mungkin hanya para produser film Hollywood yang bisa menikmati serbuan penonton di seluruh dunia dalam waktu bersamaan. Itu pun para produser yang mempunyai kemampuan untuk menciptakan film box office.

Tapi melihat ledakan antusiasme para pemburu pocket monsters alias Pokemon Go, para pengusaha boleh bermimpi, tak perlu jadi produser Hollywood bisnisnya pun bisa meledak dengan dahsyat di seluruh dunia. Asalkan ia jeli melihat peluang dan membaca kebutuhan pasar, sebuah start up bisnis game pun mampu menjadi bisnis yang mendadak jadi raksasa.

Memang belum ketahuan berapa banyak keuntungan yang dipanen Niantic Inc, perusahaan yang mengembangkan Pokemon Go. Tapi tinggal Anda bayangkan saja berapa nilai perusahaan yang menciptakan demam di seluruh dunia. Dalam waktu kurang lebih 2 minggu Pokemon Go diunduh 10 juta kali. Menurut perkiraan Techcrunch.com, dari iOS saja game ini menghasilkan US$ 1,6 juta per hari.

Memang Niantic Inc tidak sendirian. Startup dari San Francisco, Kalifornia, itu mendapatkan monster-monster dari Pokemon Company. Perusahaan joint venture Jepang yang memberikan lisensi untuk sekitar 720 spesies fiksi yang dikembangkan perusahaan-perusahaan Jepang di tahun 1990-an. Maka tak heran Pokemon yang awalnya permainan game boy, video games, dan film-film animasi mampu menarik penggemar dari berbagai usia.

Bahkan John Hanke sang pendiri dan juga CEO Niantic Inc, yang baru mendirikan perusahaan ini enam tahun lalu, tidak menduga Pokemon Go akan menjadi sebesar sekarang. Maka tak heran kalau beberapa kali server Pokemon Go ambruk, paling parah Sabtu (16/7) beberapa jam setelah resmi rilis di Eropa. Tentu saja para pemain alias trainer monster merasa sangat kecewa, karena mereka tak bisa mengumpulkan Pokemon pada waktu jalan-jalan di akhir minggu.

Permainan ini sudah mampu mengubah perilaku banyak orang. Para pemain Pokemon Go memang harus sering berjalan-jalan untuk bisa mendapatkan banyak Pokemon dan pergi ke tempat-tempat tertentu untuk bisa mendapatkan Pokemon langka.

Tapi pertumbuhan luar biasa Pokemon Go juga membuat banyak kalangan khawatir. Permainan ini disinyalir menjadi alat efektif untuk memata-matai berbagai tempat rahasia di sebuah negara. Banyak orang khawatir perusahaan pecahan Google itu akan memakai data-data para pemain, untuk kepentingan apa saja. Beberapa negara, di mana bahkan Pokemon Go belum resmi dirilis sudah bersiap-siap melarang Pokemon Go.

Di Indonesia, walau belum resmi diluncurkan Pokemon Go sudah mewabah. Para pejabat negara bahkan sudah resmi melarang permainan ini di istana negara dan berbagai kantor kementerian lainnya. Badan Intelijen Negara juga memperingatkan Pokemon Go bisa mengancam keamanan negara.

Tak hanya pejabat negara, para pemuka agama pun resah melihat demam Pokemon Go. Tentu saja alasan para pemuka agama bukan tentang keamanan negara, tapi lebih kepada hal yang filosofis.

Tak ada yang tahu sampai kapan fenomena terjadi. Apakah memang Niantic Inc. memanfaatkan data pemainnya? Pasti, demam permainan ini tak bisa dihentikan dengan ketakutan para pejabat negara dan pemuka agama. Selamat datang ke era augmented reality.

 

(kontan)