Rahasia Investasi: Jangan Nunggu Tua Baru Mulai

by
foto/int
foto/int

Ekonomipos.com, Bandar Lampung– Kepala Bidang Kerja Sama Bisnis Eastspring Invesment Indonesia, Alfred Rinaldy, menganjurkan masyarakat berinvestasi sedini mungkin. “Semakin muda berinvestasi, semakin kecil beban rutin yang harus dikeluarkan,” ujar Alfred di Universitas Lampung, Kamis, 28 Mei 2015.

Misalnya, kata dia, kalau kita mematok target memiliki Rp 1 miliar ketika pensiun di umur 55 nanti, maka hanya dibutuhkan Rp 50 ribu setiap bulannya jika dimulai pada umur 18 tahun. Semakin lama dimulai, semakin besar pula kewajiban bulannya.

“Kalau mulai di umur 40 tahun, bisa menghabiskan Rp 10 juta perbulannya,” kata dia. Pun, Alfred mengatakan berinvestasi memang tak luput dari risiko. Tapi risiko tersebut, ujar dia, bisa dimitigasi dan dikelola dengan benar.

Menurutnya investasi tak harus mahal dan benar-benar bisa dilakukan hanya dengan Rp 50 ribu perbulan saja. “Jadi untuk pada mahasiswa juga bisa,” kata dia.

Alfred mengatakan, selain return minded, dalam berinvetasi para investor juga harus memilah jenis investasi yang terdiri dari berbagai bentuk dan keperluan jangka waktu. Investasi sendiri terbagi atas beberapa jenis investasi seperti, saham, obligasi, reksa dana, emas, deposito, hingga asuransi.

Di luar jenisnya, yang paling penting kita harus tahu kebutuhkan berdasarkan jangka pendek, menengah, dan panjangnya. Semakin pendek jangka waktu, satu-hingga tiga tahun, dianjurkan untuk memilih jenis investasi seperti reksa dana dan obligasi. Karena kedua jenis investasi tersebut memiliki nilai likuiditas yang baik.

Sedangkan untuk investasi jangka panjang lebih dari tiga tahun, baru dianjurkan untuk berinvestasi di saham. Meskipun memiliki prosentase timbal balik tertinggi (CAGR), bermain saham dibutuhkan pengetahuan dan pengetahuan yang mumpuni. “Harus diperhatikan betul rekam kinerja perusahaan dan itu tak singkat,” kata dia.

Selanjutnya, keuntungan memulai berinvestasi sejak dini memungkinkan investor untuk melakukan divertifikasi investasi. Diversifikasi tak kalah penting untuk menanggulangi risiko investasi yang tak 100 persen aman.

Terakhir, Alfred mengatakan agar para investor muda teliti memilih konsultan, pialang, atau manager investasi. “Pilih lembaga yang sudah terdaftar di OJK dan transparan,” tukasnya (tempo).