EKONOMIPOS.COM (EPC), BANGKINANG – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI akan membangun gedung beku (cold storage) ikan di Kampar sebagai cikal bakal pengembangan industri perikanan atau Integrated Cold Storage (ICS).
Kepala Dinas Perikanan Kampar, Usman Amin mengatakan, mendukung keberadaan gudang beku itu, Pemkab Kampar akan mengembangkan usaha budidaya perikanan.
“Areal usaha budidaya harus dikembangkan untuk menggenjot produksi,” kata Usman, Kamis (19/10/2017).
Dia menyebutkan, Kampar perlu menambah areal budidaya setidaknya 200 hektare lagi. Baik kolam maupun kerambah dan Keramba Jaring Apung (KJA) di waduk atau danau.
Kepala Bidang Penguatan Daya Saing Hasil Perikanan, Dwi Agusrianto menambahkan, cold storage membutuhkan bahan baku ikan patin, lele, gurami dan nila mencapai 30.000 ton per tahun. Kebutuhan ini baru untuk tahap awal saja.
Permintaan bahan baku akan bertambah jika industri hilir perikanan dikembangkan. Menurut Agus, sapaan akrabnya, saat ini produksi perikanan Kampar masih surplus. Artinya dapat menutupi kebutuhan bahan baku.
Agus menjelaskan, kebutuhan konsumsi ikan di Kampar berkisar 40 kilogram per tahun per kapita. Ditotal menjadi berkisar 32.000 ton. “Angka ini dengan estimasi tertinggi. Bisa di bawah,” katanya.
Menurut Agus, produksi ikan Kampar per tahun 57.000 ton lebih. Ini hanya dari usaha budidaya. Belum termasuk produksi tangkapan. Surplus didapat dari selisih antara produksi dengan kebutuhan konsumsi. Yakni, berkisar 25.000 ton.
“Masih perlu 5.000 ton lagi. Paling banyak hanya 200 hektare (areal budidaya) lagi untuk memenuhi kebutuhan bahan baku,” kata Agus.
Ia mengklaim, target ini sangat mungkin tercapai. Agus menjelaskan, produksi pasti meningkat jika industri perikanan sudah beroperasi. Bisnis perikanan menggeliat. (*)