EKONOMIPOS.COM (EPC), PURWOKERTO – Direktur Pengadaan Bulog Tri Wahyudi Saleh menyatakan, kenaikan harga tidak akan terjadi jelang bulan Ramadan dan Lebaran nanti. Hal itu mengingat stok beras, gula pasir, dan daging, sangat memadai
‘Kondisi stok Bulog secara nasional sangat mencukupi. Karena itu, seharusnya tidak ada gejolak harga jelang Ramadan dan Idul Fitri nanti,” ujar Tri di Purwokerto, Selasa (02/05).
Tri menyebutkan, stok beras saat ini mencapai 2,1 juta ton. Stok sebanyak ini baru berkurang sedikit, karena penyaluran raskin baru mulai dilakukan akhir April 2017 lalu. Sementara penyerapan gabah hasil panen petani, hingga saat ini masih berlangsung dengan rata-rata sebanyak 16 ribu-17 ribu ton per hari.
”Memang penyerapan hasil panen tahun ini masih jauh dari target. Namun kita optimistis, hingga akhir tahun nanti target penyerapan 4 juta ton akan bisa terlampau karena kami perkirakan musim panen raya petani masih akan berlangsung dua kali lagi,” ujarnya.
Sementara mengenai kondisi stok gula pasir, Tri menyebutkan, Bulog memiliki stok saat ini sebesar 400 ribu ton. Menurutnya, stok sebanyak ini masih akan sangat mencukupi bila hanya untuk kebutuhan sampai lebaran mendatang.
”Stok sebanyak 400 ribu ton tersebut, hanya stok yang dimiliki Bulog saja. Belum termasuk stok gula yang dimiliki pihak swasta,” katanya. Karena itu, dengan tingkat kebutuhan gula secara nasional sebanyak 240 ribu ton per bulan, Tri optimistis ketersediaan gula pasir di Tanah Air akan sangat mencukupi hingga Lebaran.
Menurutnya, gula pasir yang dimiliki Bulog tersebut berasal dari PTPN dan BUMN PT Rajawali Nusantara Indonesia. ”Untuk gula yang dimiliki PTPN, saat ini memang masih belum musim giling lagi. Namun setelah lebaran, saya kira sudah akan mulai giling lagi, dan kita akan memenuhi kebutuhan selanjutnya dari hasil giling tersebut,” ujarnya.
Sedangkan untuk daging, Tri menyebutkan, sesuai dengan penugasan yang diberikan pemerintah, pihaknya juga telah menyediakan daging kerbau sebanyak 35-40 ribu ton. Daging kerbau beku yang didatangkan dari India tersebut, sebagian sudah datang di Tanah Air, dan mulai didistribusi ke kantor-kantor cabang Bulog di daerah.
”Penjualan daging kerbau beku ini, sekarang tidak hanya kita jual di wilayah Jabodetabek saja. Tapi kita jual melalui sub divre Bulog di daerah, kecuali bagi daerah yang pemerintah daerahnya menolak mendapat pasokan daging kerbau beku,” katanya. (*)