EKONOMIPOS.COM (EPC), PEKANBARU – Pien warga Rumbai, Pekanbaru mengakui saat ini harga jual elpiji di pasaran masih tinggi tidak sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 18.000 per tabung.
“Kami sering membeli Rp 21.000 per tabung, kadang Rp 22.000 tidak pernah Rp 18.000,” ujarnya, Senin (15/05/2017).
Alby warga Tangerang juga mengaku beli gas di pangkalan Rp 21.000 per tabung. “Mertua saya kalau beli di pangkalan datangnya tiap hari Rabu Rp 21.000 per tabung,” kata dia.
Sementara sejumlah warga Jalan Patimura dan sekitar mengeluh kesulitan mendapatkan gas isi ulang tabung tiga kilogram atau bersubsidi pada Senin pagi.
“Tadi pagi hendak membuka warung saya kehabisan gas, lalu mencoba mencari di tiga pangkalan semua mengatakan habis,” kata seorang pengelola warung di Jalan Sumatera, Pita.
Dia mengatakan, akibat gagal mendapatkan gas ia terpaksa tidak bisa berjualan. “Bagaimana mau memasak, gas tidak ada,” ujar Pita kecewa.
Menurut Pita ia sudah mendatangi tiga lokasi pangkalan di wilayah ia berdagang yakni Jalan Patimura, Kopan dan Kartini.
“Ketiga pangkalan itu biasanya ada saya sering beli disitu, tetapi tadi pagi habis semuanya,” terang Pita.
Dia mengakui tidak tahu alasan kekosongan gas di wilayah ia tinggal. Memang kekosongan itu sering terjadi apalagi habis libur panjang akhir pekan.
“Memang wilayah kami ini sering kosong gasnya kalau belinya Senin setelah libur,” tambahnya.
Kepala Bidang Perdagangan Disperindag Kota Pekanbaru Masirba Sulaiman saat dikonfirmasi melalui seluler mengaku sedang menggelar rapat sehingga tidak bisa berkomentar panjang lebar.
“Maaf saya sedang rapat, tetapi tidak ada kelangkaan, tadi kepala Dinas juga menerima laporan yang sama setelah dicek normal,” kata Masirba.
Dia memperkirakan kalau masyarakat tidak menemukan elpiji di beberapa titik itu mungkin karena distribusi terlambat. Irba tetap membantah terjadi kelangkaan gas di Pekanbaru.
“Mungkin saat masyarakat datang pengiriman sedang berlangsung belum tiba di lokasi,” kata Masirba. (*)