EKONOMIPOS.COM (EPC), PEKANBARU – Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kota Pekanbaru tahun 2018 diprediksi mengalami menurun. Hasil tersebut didapatkan setalah Walikota Pekanbaru, Firdaus menggelar rapat dengan Badan Pengelola Keuangan Aset dan Daerah (BPKAD) Kota Pekanbaru. APBD Kota Pekanbaru diprediksi akan turun ke angka Rp 2 triliun.
“Iya, setelah kita menggelar rapat rancangan APBD, memang prediksinya tahun depan itu APBD Pemko Pekanbaru turun menjadi Rp 2 Triliun. Kalau dibandingkan tahun ini memang menurun, karena tahun ini APBD kita kan Rp 3,1 triliun,” kata Firdaus, Rabu (21/6/2017).
Berdasarkan prediksi tersebut, maka penurunan APBD Kota Pekanbaru akan mencapai Rp1 triliun. Jika penurunan ini benar-benar terjadi, maka siap-siap Pemko akan kembali melakukan rasional dan efisiensi di semua lini dan bagian. “Imbasnya tentu kami terpaksa kencangkan lagi ikat pinggang. Tahun depan harus lebih berhemat lagi,” ujarnya.
Akibat turunnya APBD tersebut, akan berdampak ke semua sektor. Salah satunya adalah sektor pendidikan. Wacana Pemko Pekanbaru untuk menambah tenaga pendidik tahun depan dipastikan tidak akan bisa. Termasuk juga bagi Satpol PP dan Damkar.
“Kita masih kekurangan guru sebanyak 700 orang. Tapi ya itu tadi, karena keterbatasan anggaran kita pun tak bisa merekrut tenaga pendidik,” kata Firdaus.
Tidak hanya tenaga pendidik, Pemko Pekanbaru juga tidak bisa menambah personel Satpol PP dan Damkar.
“Tahun ini memang tak bisa ditambah, tak juga dikurangi. Dengan kemampuan ABPD yang turun mencapai Rp1 triliun, kita belum bisa menambah personel,” katanya..
Firdaus menyebutkan, idealnya di Pekanbaru yang sudah berkembang menjadi Kota Metropolitan, penambahan personil Satpol PP dalam menegakkan Perda harus dilakukan.
“Terpaksa kita urungkan untuk merekrut personel baru. Tahun depan kita hanya prioritaskan mana yang menjadi skala prioritas. Untuk itu kita akan berhemat dan mengencangkan ikat pinggang,” katanya. (*)