SPBU di Pekanbaru Masih Layani Jerigen Pengecer Premium

by

EKONOMIPOS.COM (EPC), PEKANBARU – Ketika masyatakat kesulitan mendapatkan premium, sejumlah SPBU justru masih melayani pembeli yang menggunakan jeriken. Hal ini menjadi sorotan kalangan DPRD Pekanbaru karena banyaknya pengaduan dari warga.

Warga meminta SPBU tidak lagi melayani pembeli yang mengguna jeriken. “Laporan masyarakat yang masuk itu kebanyakan SPBU di kawasan Panam, Tampan. SPBU melayani pembeli bensin, dengan modus pembelian menggunakan jeriken bermacam ukuran yang dibawa dengan sepeda motor,” ujar Wakil Ketua DPRD Pekanbaru Sondia Warman SH MH, Jumat (4/8/2017).

Dengan laporan ini, DPRD Pekanbaru meminta agar Pertamina mengawasi SPBU tersebut. Sebab, masyarakat kini sudah sulit mendapatkan premium di SPBU. Jika dibiarkan, dikhawatirkan timbul hal-hal yang tidak diinginkan.

“Ini yang harus di-clearkan. Dalam kondisi saat ini, kita rasa tidak diperbolehkan pedagang eceran membeli dalam jumlah banyak ke SPBU. Karena memang masyarakat sendiri sulit mendapatkan bensin di SPBU. Aturan ini yang harus dipertegaskan Pertamina. Jika perlu sosialisasikan lagi,” kata dia.

Sondia berharap, agar Pertamina turun ke lapangan melihat kondisi yang dikeluhkan masyarakat saat ini. Jika memang menemukan SPBU yang nakal, harus diambil tindakan tegas, berupa sanksi sesuai aturan yang ada.

Ditegaskannya lagi, pemerintah dan Pertamina diharapkan persoalan ini menjadi perhatian serius. Apalagi kondisi premium di lapangan mulai dirasakan masyarakat terbatas.

“Tentunya kita tidak mau ada keluhan lagi dari masyarakat. Karena selain sulitnya persoalan kebutuhan yang satu ini, menyusul lagi persoalan yang baru. Jadi kita berharap pada pihak terkait, segera mengambil tindakan untuk melakukan langkah penertiban,” pinta Sondia.

Kepada pengusaha SPBU, Sondia juga meminta agar tidak melakukan hal-hal yang merugikan masyarakat. Apalagi sampai menjual premium dalam jumlah banyak ke pengecer.

Apalagi beberapa petugas SPBU belakangan mengaku, stok premium dari Pertemina kini terbatas. Terkadang tidak sampai malam hari, stok sudah habis. (*)