EKONOMIPOS.COM – Diperkirakan APBD 2019 hanya pada kisaran Rp 8 triliun. Turun sekitar Rp 2 triliun lebih jika dibandingkan dengan APBD Riau 2018 yakni Rp 10 triliun lebih.
Hal ini diungkapkan oleh Sekretaris Daerah Provinsi Riau, Ahmad Hijazi, saat ditemui, kemarin.
“Menyusun APBD murni 2019 itu kan patokannya pada kemampuan anggaran. Jadi paling segitu kemampuan kita,” ujarnya seperti dilansir bertuahpos.
Dia menambahkan, jika dana transfer pusat bisa disalurkan tahun ini, maka ada cadangan dana untuk menutup devisit anggaran.
Akibat tunda salur ini, Pemprov Riau tidak berani pasang target tinggi sebab akan berdampak pada likuiditas.
“Begitu kalau kita mengacu pada dana perimbangan yang belum ditransfer pusat,” tambahnya.
Selanjutnya, di sisi penerimaan dari Pendapatan Asli Daerah sendiri, Pemprov Riau tidak pasang target yang muluk-muluk.
Artinya masih stabil dengan kemampuan potensi penerimaan yang sudah ada.
Sebab jika dipaksakan tinggi, sementara potensinya tak ada, malah akan membuat target PAD semakin sulit untuk dicapai.
“Memang yang turun drastis itu adalah dana perimbangan. Apalagi soal penganggarannya berpatokan pada skema 70 persen dan 30 persen, kan,” sambungnya. (*)