EKONOMIPOS.COM, ROHIL – Dengan menggunakan boat, Bupati Rokan Hilir Afrizal Sintong berserta Wakil Bupati H Sulaiman dan rombongan menghadiri acara di Kepenghuluan Mesah, Kecamatan Tanah Putih Tanjung Melawan (TPTM), Selasa (31/8).
Perlu waktu setengah jam di atas boat agar sampai dari pelabuhan Tanah Putih Tanjung Melawan menuju tangkahan ke Dusun Parit Karim, Kepenghuluan Mesah.
Selanjutnya, untuk sampai di lokasi acara bupati dan rombongan harus menggunakan kendaraan sepeda motor dengan melewati jalan yang rusak dan berdebu.
Jika musim hujan, masyarakat setempat mengeluhkan kondisi jalan Dusun Parit Karim ini. Sebab jalan ini merupakan akses utama masyarakat untuk mengeluarkan hasil panen kebun mereka dan akses menuju kecamatan. Hal itu pun menjadi perhatian serius bupati.
Dalam sambutannya, bupati mengungkapkan saat dalam perjalanan di atas boat, bupati menyempatkan membuka handphone-nya melihat peta desa itu.
Diungkapkan Afrizal, Dusun Parit Karim yang dihuni ratusan KK ternyata masih dalam kawasan hutan produksi sejauh 16 kilometer. Sehingga masyarakat Parit Karim tidak bisa membuat sertifikat tanah maupun sertifikat rumah.
“Pemerintah daerah mau membangun infrastruktur jalan pun salah, sebab pemda tidak boleh bangun jalan di lahan kawasan hutan,” kata Afrizal Sintong.
Meski begitu, Afrizal meminta kepada penghulu dan camat agar untuk memfasilitasi dan mendata seluruh lahan masyarakat untuk membuat SKT ataupun SKGR, agar Pemkab Rohil mengajukan ke Program Pora supaya wilayah Rohil yang masuk dalam kawasan hutan bisa dilepaskan.
Mengenai program Sampan Aman, Afrizal memberikan apresiasi kepada Camat TPTM dan Penghulu Mesah yang cepat tanggap menjalankan program 100 hari bupati dan wakil bupati dalam pelayanan administrasi kependudukan kepada masyarakat.
”Ini terobosan yang sangat luar biasa, masyarakat tinggal di dusun sudah bisa urus KTP, KK dan Akte tidak mesti ke Bagansiapi-Api lagi,” ujarnya. (adv)