Kadin Beberkan Sejumlah Masalah yang Dapat Hambat Pertumbuhan Industri Nasional

by

Sektor industri terancam akibat tingginya harga gas. Kamar Dangan dan Industri (Kadin) khawatir kondisi ini akan berdampak buruk terhadap kinerja industri nasional.

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perindustrian Saleh Husin mengatakan, industri nasional kini tengah menggu dukungan pemerintah—terutama dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga 8%—sesuai keinginan Presiden Prabowo Subianto.

“Jika target itu ingin dicapai, industri nasional harus berkembang. Palig tidak dengan berkontribusi terhadap PDB minimal 29%,” ujar Saleh dalam diskusi bertajuk Atmosfer dan Dukungan Dunia Usaha untuk Percepatan Hilirisasi Gas Alam pada, 21 Februari 2025.

Menurutnya, Kadin telah memetakan beberapa permasalahan yang dapat menghambat pertumbuhan industri nasional. Salah satunya, terkait energi gas di Indonesia masih lebih mahal dibandingkan negara pesaing seperti Vietnam, Thailand, dan Malaysia.

Kedua, pasokan bahan baku industri kerap terkendala akibat kebijakan sektoral yang tidak sinkron, serta harga yang kurang ekonomis. Ketiga, biaya logistik yang tinggi turut menjadi beban bagi industri, sementara penerapan harga gas bumi tertentu (HGBT) masih terbatas sehingga daya saing produk nasional di pasar global belum optimal.

Selain itu, Saleh juga menyoroti ketidakpastian regulasi akibat kebijakan yang sering berubah-ubah. “Semua ini kami sampaikan sebagai bentuk masukan ilmiah demi kemajuan bangsa agar target pertumbuhan 8% dapat tercapai,” tambahnya.

Saleh juga menekankan bahwa potensi hilirisasi minyak dan gas bumi masih sangat luas. Gas alam dapat diolah menjadi LNG, amoniak, CO2, dan metanol, yang selanjutnya dapat dikembangkan menjadi urea, amonium nitrat, soda ash, DME, asam asetat, biodiesel, hingga produk industri seperti melamin, pupuk NPK, dan bahan bakar.***