EkonomiPos.com – Berniat kuliah di luar negeri? Maka, persiapannya harus matang dan sejak lama. Hal itu dimulai dari negara mana yang akan menjadi tujuan hingga program studi pilihan.
Biasanya, terdapat suatu negara yang menjadi tujuan terbaik untuk mempelajari bidang tertentu. Berikut ini Okezone paparkan secara lengkap.
Sastra Inggris: Inggris
Negeri asalnya tentu menjadi tempat terbaik untuk mempelajari bahasa dan sastra Inggris, kan? Di Inggris, kita tidak hanya bisa belajar, tetapi juga menelusuri jejak sejarah tempat kelahiran berbagai karya sastra terkenal seperti yang dibuat Shakespeare atau Charles Dickens.
Selain itu, QS World University Rankings pada 2013 juga menempatkan Oxford University dan Cambridge University sebagai kampus paling tepat untuk mempelajari sastra Inggris.
Ilmu Politik: Swiss
Huffington Post, seperti dinukil Her Campus, Kamis (22/1/2015), menempatkan Swiss, khususnya Kota Jenewa, sebagai salah satu tempat ideal untuk mempelajari ilmu politik. Alasannya, tidak hanya memiliki sejarah politik yang unik dan mempertahankan netralitas ketentaraannya sejak awal 1800-an, negara ini juga merupakan pemimpin dalam hubungan dan diplomasi internasional. Swiss juga telah mendedikasikan diri pada perdamaian dunia sejak lama.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga berkantor di Jenewa. Selain itu, Zurich dan Jenewa dianggap sebagai kota dengan kualitas hidup tinggi di dunia.
Ilmu Klasik: Yunani dan Italia
Mempelajari berbagai ilmu klasik di negara asalnya, yakni Yunani dan Italia, tentu lebih mantap. Kita juga bisa mengunjungi koloseum atau membaca berbagai naskah asli dalam bahasa Latin di Roma. Kemudian, Yunani menjadi tempat yang tepat untuk melihat Kuil Parthenon atau menyelami budaya lokal di jalan-jalan di Athena. Kedua negara ini juga memiliki berbagai situs arkeologi yang siap digali dan dipelajari.
Antropologi: Australia
Ilmu ini mempelajari manusia dan struktur sosialnya pada periode tertentu. Australia menjadi tempat paling tepat untuk mempelajari antropologi karena memiliki ragam kebudayaan yang begitu unik dari berbagai negara di dunia. Di sini, kita juga bisa mempelajari kebudayaan Aborogin, masyarakat asli Australia yang dipercaya menjadi kebudayaan tertua yang masih bertahan.
Neurosains: Denmark
Skandinavia adalah pemimpin dalam bidang neurosains. Negara ini memiliki banyak ahli dan sumber daya dalam bidang tersebut. Selain itu, perkuliahan di kampus-kampus Denmark sudah banyak yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar.
Pendidikan: Spanyol
Spanyol memiliki Dewan Pertukaran Pelajar Internasional atau Council on International Educational Exchange (CIEE). Lembaga nirlaba ini mempromosikan pendidikan internasional dan pertukaran pelajar.
Jika mengikuti program pertukaran pelajar dari CIEE, Anda bisa tinggal di rumah penduduk setempat (homestay). Cara ini memungkinkan Anda mendapat pengalaman belajar langsung tentang bahasa dan budaya langsung dari keluarga asuh. Peserta program CIEE juga akan berbaur dengan budaya dan pelajar lokal serta mengajari mereka bahasa Inggris.
Studi Lingkungan: Kosta Rika
Jika Anda tertarik mendalami studi lingkungan, ekologi, atau biologi kelautan, maka Anda bisa pergi ke Kosta Rika. Program-program studi di negara ini memberi Anda kesempatan untuk mendalami bidang ekologi atau zoologi, bekerja dengan spesies hewan yang nyaris punah, mempelajari ekosistem unik dan berbaur dengan kebudayaan yang kaya. Kosta Rika juga dikenal sebagai salah satu negara yang cukup aman di Amerika Latin.
Sejarah Seni: Prancis
Prancis adalah rumah bagi seniman seperti Monet dan Renoir. Negara ini juga menjadi lokasi bangunan dengan nilai arsitektural tinggi seperti Arc de Triomphe, Louvre, Katedral Notre-Dame, dan Menara Eiffel.
Kota Paris juga memiliki banyak museum yang dapat dikunjungi. Koleksi yang mereka miliki amat beragam, mulai aliran impresionis hingga berbagai pahatan patung menakjubkan.
Studi Perempuan, Gender, dan Seksualitas: Swedia
Swedia dianggap sebagai negara yang paling netral dalam urusan gender. Sekolah-sekolah dan taman-taman perawatan anak di negara ini juga didorong untuk tidak menggunakan kata ganti dengan asosiasi gender laki-laki maupun perempuan.
(rfa/Okezone)
