EKONOMIPOS.COM (EPC), PEKANBARU – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan bahwa harga bawang merah di seluruh Indonesia sudah mulai turun pada kisaran Rp 25.000/kg sedangkan di tingkat petani Rp 15.000-Rp 16.000/kg.
Namun ternyata masuk ke hari ke-3 puasa, harga bawang merah di tingkat pedagang pengecer di beberapa pasar di DKI Jakarta masih jauh dari harapan pemerintah.
Di dua pasar daerah Jakarta Pusat, yaitu Pasar Gondangdia dan Pasar Johar Baru, harga bawang merah masih dalam kisaran 40.0000/kg, bahkan ada pedagang yang menjual Rp 46.000/kg. Perbedaan harga ini di antaranya disebabkan oleh kualitas bawang.
Salah satu pedagang di Pasar Johar Baru, Kardi mengaku menjual bawang dengan harga Rp 40.000/kg. Ia mengambil untuk Rp 4.000/kg karena dirinya mengambil bawang dari pedagang besar di Pasar Tanah Abang pada harga Rp 36.000/kg.
Alhasil, ia keberatan bila diminta pemerintah menurunkan harga sampai Rp 25.000/kg.
“Gimana mau murah orang saya belinya masih Rp 35.000-Rp 36.000/kg. Bawangnya juga masih kotor itu belum dibersihin. Tapi kalau yang bersih sekitar Rp 37.000-Rp 38.000 lah,” kata Kardi yang dilansir dari detikFinance di Pasar Johar Baru, Jakarta, Rabu (08/06/16).
Kardi mengatakan ada bawang merah berharga murah yang dijual oleh pedagang besar pada kisaran Rp 20.000-25.000/kg. Namun kualitasnya kurang disukai pelanggan karena basah dan ukurannya kecil sehingga kalau disimpan tidak bisa bertahan lama.
“Ada bawang yang Rp 20.000-Rp 25.000/kg tapi yang basah, kalau disimpan suka busuk. Yang senang beli kalau bawang kering. Bawang kering masih bisa disimpan 2-3 hari lagi. Tapi kalau bawang yang basah paling bisa 1-2 hari. Kalau kelamaan juga udah busuk, udah susah jualnya,” tambahnya.
Bawang merah yang dijual oleh para pedagang di Pasar Johar Baru dan Gondangdia rata-rata berasal dari Brebes. Ada juga yang berasal dari Bandung dan Garut. Perbedaannya hanya di warna dan bentuk. Namun harga dan kualitas bawang lokal dari tiga wilayah ini terbilang sama pada kisaran Rp 40.000/kg