Pengembangan Industri Di Sulsel Mulai Aktif Libatkan Perguran Tinggi

by

EKONOMIPOS.COM (EPC),MAKASSAR – Pengembangan teknologi berbagai sektor dengan pelibatan perguruan tinggi berbasis riset di Sulawesi selatan mulai dilakukan untuk menunjang kegiatan bisnis pada berbagai sektor di daerah tersebut.

Ketua Kamar Dagang dan Industri Daerah (Kadinda) Sulsel, Zulkarnaen Arief mengemukakan pelau usaha maupun investor yang berencana melakukan investasi di daerah tersebut bakal diarahkan menggandeng Universitas Hasanuddin untuk riset terkhusus pada pengembangan sektor yang siap dibidik.

Untuk jangka panjang, langkah tersebut diharapkan bisa memacu pendirian industri dengan berbasis riset sehingga komoditas maupun potensi unggulan dari Sulsel bisa memiliki nilai tambah yang beorientasi pada peningkatan nilai ekspor maupun akselerasi perekonomian.

“Sudah berdiri fasilitas laboratorium di Fakultas Teknik Unhas untuk kepentingan riset tertentu, ini tentu akan jadi sinergitas melalui pola kemitraan perguruan tinggi, industri serta pemerintah. Sehingga kegiatan usaha dan rencana investasi bisa terukur serta memiliki nilai tambah,” katanya kepada Bisnis, Selasa (30/8/2016).

Adapun pola kemitraan yang dikembangkan tersebut bahkan mendapatkan bantuan dari Pemerintah Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA) yang menyiapkan fasilitas untuk pengembangan SDM di Unhas agar mampu menerapkan pola kemitraan pemerintah, indutsri dan perguruan tinggi yang sejak dulu dilaukan di Jepang.

Menurut Zulkarnaen, momentum tersebut dinilai sangat tepat dalam memacu perekonomian di Sulsel lantaran pola tersebut sebelumnya telah terbukti sukses di Jepang, di mana industri bisa berkembang pesat dengan adanya sinergitas antara riset perguruan tinggi dengan dukungan pemerintah.

Adapun untuk tahap awal, Kadinda Sulsel akan mendorong secara simultan seluruh sektor di Sulsel yang memiliki potensi sangat besar namun belum dikelola secara optimal seperti agroindustri, perkebunan, perikanan hingga pertambangan, di mana sebagian besar hanya berorientasi pada ekspor bahan mentah.

Zulkarnaen mengatakan fasilitas riset serta kualitas SDM yang relatif masih kurang menjadi kendala dalam pengembangan industri pengolahan di Sulsel sehingga selama ini hanya mampu mengekspor bahan baku (raw material) kemudian melakukan impor untuk produk olahan.

“Ini jadi momentum bagi kita, kita mengirim ke luar negeri untuk diteliti, dan ujung-ujungnya kita juga yang impor dengan harga yang lebih tinggi. Kami di Kadinda Sulsel kedepannya akan mengoptimalkan kemitraan ini, kami arahkan pelaku usaha, pemda memetakan potensi dan Unhas yang melakukan riset dan pengembanga,” katanya.

Dalam kesempatan terpisah, Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo mengatakan rintisan pola kemitraan yang digagas Kadinda tersebut diharapkan bisa membangun kesepahaman antara pemda dan industri yang berorientasi pada akselerasi perekenomian.

“Apalagi kami memang ada program prioritas yang diantaranya itu mendorong industri hingga ada hilirisasi di Sulsel, pengembangan agroindustri serta beberapa sektor lainnya. Mudahan bisa selaras dengan RPJMD kita,” katanya.

Selain itu, riset yang dilakukan Unhas dengan kerja sama Kadinda Sulsel dan JICA itu juga diharapkan bisa menghadirkan konsep yang lebih baik bagi Sulsel yang diproyeksikan bisa menjadi pusat pertumbuhan ekonomi luar Pulau Jawa serta pusat distribusi maupun industri di wilayah timur maupun Tanah Air secara umum.

Sementara itu, Chief Advisor JICA Sakamoto Takashi mengemukakan skema bantuan yang diberikan dalam proyek riset industri di Unhas diklaim merupakan bentuk kerjasama teknis dengan memfasilitasi pertukaran tenaga ahli atau tranformasi keahlian dari Jepang.

 

(Bisnis)