Pertumbuhan Kafe Kerek Kesejahteraan Petani Kopi

by
PANEN LEBIH AWAL. Seorang warga memanen kopi Robusta di perkebunan kopi Desa Batursari, Candiroto, Temanggung, Jawa Tengah, Selasa (24/7). Petani kopi Robusta terpaksa memanen kopi lebih awal meski belum matang sempurna karena maraknya pencurian kopi akibat tingginya harga kopi yang mencapai Rp4.500 perkilogram kopi basah. FOTO ANTARA/Anis Efizudin/tom/12.

EKONOMIPOS.COM (EPC),JAKARTA – Pertumbuhan masif jumlah kedai kopi di kota-kota besar di Tanah Air secara langsung mengerek kesejahteraan petani kopi. Pasalnya, keberadaan kafe dan restoran berdampak pada meningkatnya permintaan pasokan biji kopi.

Ketua Asosiasi Kopi Spesial Indonesia (AKSI)  A Syafrudin menyampaikan permintaan kopi domestik oleh kafe dan restoran telah memperluas cakupan pemasaran kopi spesial atau arabika yang diproduksi petani.

“Lalu dengan pasar lokal yang meluas, petani juga terpacu meningkatkan kualitas. Untuk permintaan kopi special tahun ini tumbuh 15%-20%. Saya pantau, petani-petani bisa mendapatkan Rp100.000-Rp200.000 dari setiap kilogram biji kopi yang mereka hasilkan,” ujar Syafrudin di Jakarta, Selasa (11/10).

Dia menyebut kendati permintaannya naik, produksi kopi memang sedang turun karena terkendala cuaca. Dia memprediksi produksi kopi special turun hingga 25%-30% pada tahun ini dari produksi tahun lalu sekitar 150.000 ton.

Merespons kian meningkatnya permintaan biji kopi, Kementerian Pertanian tengah menyusun skema peremajaan (replanting) dan intensifikasi kebun kopi di beberapa provinsi.

Data Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AIKI) menunjukkan kebutuhan kopi naik rata-rata 5%-6% per tahun. Pada 2016 ini, konsumsi kopi diperkirkan sebesar 1,15 kg per kapita per tahun, naik dari tahun lalu yang tercatat sebesar 1, 09 kg. Dengan konsumsi di tingkat itu, kebutuhan kopi tahun ini diprediksi sentuh 300.000 ton.

Direktur Tanaman Tahunan dan Penyegar Ditjen Perkebunan Kementan Dwi Praptomo Sudjatmiko mengatakan upaya intensifikasi dan replanting kopi diperlukan untuk mengerek produksi dan memenuhi kenaikan permintaan yang terus meningkat.

“Dari bebagi hasil pertemuan dengan asosiasi, stakeholder, termasuk pengusaha cafe-cafe itu, kebutuhan kopi kita meningkat. Lalu DPR juga sebut banyak konstituennya yang meminta ada upaya menaikkan produksi kopi,” ungkap Dwi pada Bisnis.

Dwi menyampaikan untuk 2017 mendatang, Kementerian akan melakukan intensifikasi dan replanting seluas total 8.850 hektare kebun kopi. Secara rinci, seluas 400 ha kebun akan direplanting dan sisanya akan diintensifikasi.

 

(Bisnis)