Ekonomipos.com – Senin (30/11) lalu, Yang Huazhen, wanita 67 tahun yang mendirikan lapak untuk menjual syal dan handuk di Dongguan, Guangdong, China nyaris pingsan dan sangat terkejut. Dari sepuluh pembeli dagangannya, enam di antaranya membayar dengan uang palsu.
Kerugian yang dialami Yang mencapai 600 Yuan atau setara dengan Rp 1,2 juta. Hal itu juga tidak bisa membuatnya tidur sepanjang malam.
“Uang 600 Yuan itu sama dengan separuh biaya hidup dalam sebulan bagi saya dan cucu saya,” kata Yang pada hari Rabu (2/12).
Yang hanya tinggal berdua bersama cucunya. Anak perempuan dan menantunya sudah tinggal di kota lain dan menitipkan anaknya kepada Yang untuk dirawat.
Meski telah ditipu, Yang tetap akan berjualan. Tidak ada cara lain yang bisa Yang lakukan untuk menafkahi keluarganya. Hanya dari bejualanlah Yang bisa mendapatkan uang.
“Aku akan terus berjualan. Hanya itu yang bisa aku lakukan,” kata Yang yang masih bersedih.
Uang palsu saat ini menjadi masalah besar di China. Polisi di Provinsi Guizhou menggerebek satu tempat yang memproduksi uang palsu pada bulan November lalu. Polisi menemukan 2,6 juta Yuan yang setara dengan Rp 5,6 miliar. Banyak warga kurang mampu yang terkena dampak dari uang palsu ini, salah satunya adalah Yang,
(Brilio)