Antisipasi Mebludaknya Pemudik Lewat Tol Trans Jawa, Ini yang Dilakukan Kemenhub

by
Kendaraan pemudik melintas di tol Cikopo-Palimanan (Cipali), Indramayu, Jawa Barat, Senin (13/7). Pada H-4 Lebaran arus mudik di jalur tol Cipali terpantau lancar pada kedua arah. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/ed/aww/15.

EKONOMIPOS.COM – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sudah melakukan antisipasi terkait keamanan dan kelancaran mudik di 2019, terutama yang akan melewati jalur Tol Trans Jawa. Jalur sepanjang 944,4 km tersebut diprediksi akan menjadi daya tarik para pemudik karena sudah tersambung hingga Surabaya.

Dijelaskan oleh Dirjen Perhubungan Darat Budi Setiyadi dalam paparan Persiapan Angkutan Lebaran Tahun 2019 dan Sosialisasi Mudik Gratis, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Korlantas Polri untuk melakukan beberapa skema antisipasi, salah satunya dengan menambah jumlah armada bus mudik gratis.

“Untuk itu cerminannya adalah kita akan meningkatkan mudik gratis yang dulu sekian bus sekarang 1.200 bus,” kata Budi di Gedung Kemenhub, Kamis (21/3/2019) kemarin.

Antisipasi lainnya adalah di jalur Jakarta-Cikampek. Budi menjelaskan pihaknya sudah menyiapkan dua antisipasi untuk mengurai kemacetan di proyek pembangunan Tol Japek Elevated seandainya belum rampung hingga pelaksanaan mudik nanti.

Hal selanjutnya adalah melakukan pembatasan kendaraan sumbu 3 di ruas jalan tol dan ruas jalan negara. Ia mengatakan paling lambat Maret 2019 nanti akan ada pemasangan pembatas jalan dan di awal April sudah melakukan sosialisasi pembatasan kendaraan bermuatan.

Selama perjalanan pulang kampung nanti, pemudik juga kemungkinan masih akan menemukan adanya contraflow. Hanya saja, kata Budi, pengaturannya bersifat situasional atau dinamis. Tergantung pada tingkat keramaian dan kemacetan.

“Kita sudah koordinasi dengan Korlantas Polri. Itu sangat situasional, sangat dinamis,” ujarnya.

Pemudik juga akan mendapatkan fasilitas rest area yang dikelola oleh Jasa Marga di pinggir jalan tol. Untuk antisipasi kekurangan, Kemenhub juga memberikan opsi kepada pemudik agar beristirahat di kota-kota yang dilewati.

“Saat butuh istirahat masyarakat bisa keluar misalnya ke Brebes Barat, lalu masuk lagi ke Brebes Timur atau masuk lagi ke Tegal. Jadi bisa keluar Brebes, kemudian di situ makan solat minum, istirahat, beli oleh-oleh, masuk lagi,” kata Budi.

“Yang dimaksud rest area di jalan tol itu bukan berarti rest area yang ada di jalan tol. Jadi masyarakat bisa memilih bisa keluar ke kota-kota,” sambungnya.

Arus mudik tahun ini diprediksi akan memiliki waktu yang panjang yang dimulai dari 29 Mei 2019 hingga lebaran di tanggal 5-6 Juni 2019. Sehingga masyarakat memiliki banyak pilihan waktu. Sementara yang menjadi perhatian Kemenhub dan Korlantas Polri akan fokus pada arus balik yang sempit yakni tanggal 7-9 Juni 2019.

“Jadi kalau kita bandingkan dengan waktu pulangnya (arus balik) nggak imbang,” ungkap Budi.

Untuk itu ia berharap agar masyarakat bisa melaksanakan arus balik pada saat Lebaran di 5-6 Juni 2019 atau sebelumnya.

“Saya punya prediksi kalau masyarakat yang pulang (mudik) tanggal 29-30 (Mei) bisa saja sebelum Lebaran karena akan merayakan Lebarannya dengan kantor dan ini akan memudahkan kita. Rata-rata orang Jakarta kalau pulang kampung paling lama 3-4 hari atau 5 hari, dia sudah mencari makanan yang sesuai, sudah ketemu dengan keluarga dan orang tua, bekal juga sudah menipis, jadi dia pulang duluan, harapan saya seperti itu. Tapi nanti akan ada Litbang yang melakukan survei,” pungkasnya. (detikcom)