EKONOMIPOS.COM (EPC), PEKANBARU – Dinas Pariwisata Riau menggelar kegiatan pembinaan arsitektur Melayu modern, Selasa (25/04/2017). Kegiatan itu diikuti 15 peserta pembinaan arsitektur se-Riau.
Hadir sebagai narasumber Ketua DPH Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau, Al Azhar, Ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) daerah Riau Choirus Subechan, akademisi Universitas Lancang Kuning Ir Sudarmin, Wakil Ketua IAI Riau Doddy Anwar dan akdemisi Universitas Riau, Yohannes Firzal
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Riau, Fahmizal Usman mengatakan, memasuki ketatnya persaingan era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) saat ini, pemerintah daerah menyadari peranan arsitektur merupakan bidang yang harus dipertahankan.
Fahmizal menuturkan, Provinsi Riau memiliki banyak warisan arsitektur dalam sejarah kebudayaan orang Melayu. Keindahan karya arsitektur Melayu dapat dilihat diberbagai kabupaten yang ada di Provinsi Riau.
“Karena itu kami dari Dinas Pariwisata Pprovinsi Riau melaui Bidang Ekonomi Kreatif memberikan motivasi kepada para arsitek yang ada di Provinsi Riau, agar ke depan turut menempa diri dan bercita-cita sebagai seorang arsitek yang tunak dengan nilai-nilai kemelayuan, yang memiliki kompetensi maupun kualitas sesuai tuntutan zaman,” kata Fahmizal.
Masih kata Fahmizal, jika kita berbicara ekonomi kreatif, arsitektur merupakan satu bagian dalam 16 subsektor ekonomi kreatif, yang merupakan konsep era ekonomi baru untuk mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan mengandalkan ide dan pengetahuan dari sumber daya manusia.
Sementara Ketua DPH LAM Riau Al Azhar menuturkan, arsitektur Melayu modren sesungguhnya sesuatu yang direkayasa atau diciptakan bukan untuk diwariskan, siapa yang menciptakannya adalah arsitek masa kini.
“Arsitektur atau seni bina Melayu modern bersumber dari nilai nilai luhur dari budaya Melayu. Karya arsitektur bukan karya yang sakral dan bukan karya yang tidak boleh dimodifikasi,”
Ketua Ikatan Arsitek Indonesia Daerah Riau, Choirus Subechan ST MSi mengatakan, dengan adanya kegiatan Melayu modern di Provinsi Riau, bahwa akar budaya arsitektur Melayu harus terus dipertahankan dalam konsep-konsep filosofi perancangan desain oleh para arsitek.
Ditambahkannya, di sini peran pemerintah sangat penting, yakni harus mendukung dengan regulasi, seperti peraturan daerah (perda) serta diadakannya workshop pertukangan arsitektur Melayu. (*)