“Meluapnya empat sungai ini diakibatkan derasnya hujan yang terjadi merata di Sumatera Barat dan sebagian Barat wilayah Riau. Selain banjir, juga terjadi bencana longsor,” sebutnya. “Data sementara, ada 1.050 unit rumah yang terendam banjir hingga ketinggian 1,5 meter,” sambungnya.
Musibah banji juga berdampak terhadap 3.696 jiwa, lantaran rumah mereka turut terendam air. Sementara untuk daerah lain, masih dalam pendataan. “Karena fokus penanganan darurat saat ini adalah evakuasi masyarakat,” kata Sutopo.
Daerah paling parah terendam banjir, kata dia, adalah Desa Babussalam, Desa Koto Tinggi, dan Desa Pamatang Berangan. “BPBD Rohul, TNI, Polri, PMI, Basarnas dan relawan sudah diterjunkan ke sana memberikan bantuan kepada korban banjir,” ujarnya.
Hanya saja yang menjadi kendala, adalah terbatasnya personil dan peralatan, hingga menyebabkan evakuasi dan distribusi bantuan belum dapat dilakukan menyeluruh.
“Saat ini petugas fokus pada evakuasi masyarakat yang terjebak banjir di pedalaman dengan jarak tempuh hingga 5 km yang hanya dapat ditempuh dengan speed boat kecil. Sudah lebih dari 40 kali trip evakuasi berlangsung di pedalaman,” tukasnya.
Basarnas Pekanbaru juga mengirimkan bantuan speed boat untuk membantu evakuasi. Posko darurat dan dapur umum telah didirikan. Sementara itu, pintu PLTA Koto Panjang telah dibuka karena besarnya debit banjir yang masuk dalam waduk.
Kondisi ini perlu diantisipasi, seperti adanya banjir kiriman di Kabupaten Kampar, Riau. Sejauh ini, tinggi muka air Sungai Kampar telah naik hingga 60-120 cm.(Us)