EKONOMIPOS.COM (EPC), BANGKINANG – Bupati Kampar Azis Zaenal meresmikan setiap Kamis sebagai hari tanpa nasi di daerah itu, Selasa (18/07/2017). Kegiatan seremonial itu berlangsung di kawasan Kolam Renang Taman Rekreasi Stanum,
Bupati meminta pencanangan ini dimulai dari lingkungan Pemkab Kampar. Misalnya dalam kegiatan rapat tidak ada lagi nasi bungkus di Hari Kamis.
Azis menyederhanakan istilah one day no rice dengan imbauan tidak memasak nasi di Hari Kamis. Imbauan ini secara khusus disampaikannya kepada kaum ibu. Menu keluarga diganti dengan makanan jenis lain. Seperti singkong, sagu, sayur-sayuran dan lainnya.
Menurut Azis, konsumsi beras di Kampar tergolong tinggi. Tiap orang mengkonsumsi nasi rata-rata 116 kilogram per tahun. Ini salah satu penyebab Kampar belum bisa melaksanakan swasembada pangan.
Selain itu, mengkonsumsi nasi terlalu banyak juga berpotensi terserang beberapa penyakit. Seperti, kegemukan, stroke, diabetes, serangan jantung, pecah pembuluh darah dan darah tinggi. “Saya juga pernah kena serangan jantung. Saya nanti minta istri supaya masak sagu aja,” ujar Azis.
Menurut penjelasan dari Dinas Ketahanan Pangan Kampar yang menyelenggarakan kegiatan ini, Azis menjelaskan, kadar gula dalam nasi lebih cepat menyebar ke jaringan tubuh daripada sagu. Nasi hanya dua jam, sedangkan sagu delapan jam.
Azis akan meminta TP PKK melakukan sosialisasi pangan ini. Mulai dari kecamatan, desa, dusun, RW sampai ke tingkat RT. Ia menegaskan, program ini sangat penting dijalankan demi Kampar sehat dan sejahtera.
Hadir dalam acara itu, hampir seluruh Pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Selain itu, Wakil Bupati Catur Sugeng Susanto, Wakil Ketua DPRD Kampar Sahidin dan Kepala Seksi Perdata dan Tata Usaha Negara Kejaksaan Negeri Kampar Agung Irawan serta utusan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah lainnya.
Azis membacakan naskah pidato itu setelah didahului penyampaian sambutan lisan. Pembacaan naskah pidato itu untuk menghargai Aliman yang telah bersusah payah menyusunnya.
Azis dalam jeda pidatonya, memberi pujian terhadap isi naskah itu. Kata dia, materinya yang bagus sungguh disusun oleh seorang doktor. (*)