Kadin Minta Pemangku Kepentingan Dukung Pengembangan Bandara Soetta

by

EKONOMIPOS.COM (EPC),JAKARTA – Kadin Indonesia meminta seluruh pemangku kepentingan untuk mendukung upaya pemerintah menambah kapasitas terminal di Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng agar citra bangsa menjadi lebih baik di mata internasional.

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perhubungan Carmelita Hartoto mengatakan kepadatan bandara yang terjadi selama ini telah menurunkan daya saing Indonesia. Menurutnya, hal itu juga sangat berdampak dengan perekonomian nasional.

“Bandara kita itu dulu selalu dikeluhkan semua pihak, termasuk wisatawan. Untuk itulah, semua pihak harus mendukung upaya pemerintah dalam mengembangkan Soekarno-Hatta,” katanya dalam siaran pers, Rabu (24/8/2016).

Seperti diketahui, PT Angkasa Pura II saat ini mempercepat pengembangan bandara tersibuk di Indonesia tersebut. Rencananya, perseroan berencana merevitalisasi Terminal 1 dan 2, termasuk membangun kereta api bandara.

Mengenai sejumlah kekurangan dari Terminal 3, Carmelita menilai kondisi itu cukup wajar mengingat bandara yang diresmikan pada 9 Agustus 2016 tersebut baru sekitar 40% yang telah beroperasi.

“Walaupun demikian hal ini kan terus diperbaiki oleh pihak pengelola, kita menyaksikan kalau managemen Angkasa Pura II terus melakukan upaya peningkatan pelayan secara sungguh-sungguh,” tuturnya.

Senada, Wakil Presiden Jusuf Kalla juga mengakui banyak kekurangan di awal operasional Terminal 3. Namun demikian, dia menilai kekurangan tersebut merupakan suatu hal yang lumrah, dan dapat dimaklumi.

Oleh karena itu, lanjutnya, temuan kekurangan tersebut harus segera ditindaklanjuti oleh Angkasa Pura II bersama kontraktor agar pelayanan yang diberikan kepada masyarakat sesuai dengan standar kelaikan.

“‎Semua fasilitas yang baru pasti ada hal yang kurang, atau hal yang lebih. Justru di situlah namanya uji coba atau soft opening, atau operasi bagian demi bagian untuk mengetahui apa yang sudah sempurna dan belum,” ujarnya.

Jusuf juga meminta Angkasa Pura II untuk melakukan survei setiap bulan terhadap pelayanan Terminal 3. Hal itu perlu dilakukan agar pelayanan yang diberikan dapat berjalan maksimal, dan konsisten.

Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengakui masih terdapat kekurangan dari Terminal 3. Oleh karena itu, perlu ada survei dari badan independen untuk memberikan masukan kepada Angkasa Pura II.

“Kami minta Angkasa Pura II untuk melakukan improvement dengan mengacu dari hasil survei itu, sehingga kita bisa mengukur apa saja perbaikan yang bisa dilakukan oleh operator bandara,” katanya.

Budi menambahkan badan yang akan ditunjuk untuk memberikan masukan bakal berasal dari kalangan akademisi. Dia meyakini masukan dari akademisi akan menghasilkan data yang akurat dan kredibel untuk ditindaklanjuti.

Pria yang pernah menjadi Direktur Utama Angkasa Pura II tersebut juga mendorong Angkasa Pura II untuk mempercepat penyelesaian pembangunan terminal, sesuai dengan standar keselamatan, keamanan dan pelayanan penerbangan.

 

 

(Bisnis)