EKONOMIPOS.COM (EPC),TANGERANG – Kinerja ekspor impor di Provinsi Banten diperkirakan tidak akan memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di kawasan ini menyusul belum membaiknya ekonomi global.
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) Banten, ekspor sepanjang Januari-Juni 2016 senilai US$4,56 miliar atau turun 4,37% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kendati demikian, kinerja ekspor impor Banten masih mencatatkan surplus mencapai US$442 juta.
“Banten masih memiliki selisih di ekspor impor sehingga kami tidak bisa mengharapkan komponen ini bisa mendongkrak ekonomi. Mungkin, untuk paruh kedua tahun ini, investasi, konsumsi pemerintah dan swasta bakal berkontribusi dominan,” kata Kepala Biro Ekonomi dan Administrasi Pembangunan Sekretariat Daerah Banten Mahdani kepada Bisnis, Jumat (26/8/2016).
Dirinya menyebutkan pasar global saat ini masih belum stabil akibat situasi perlambatan ekonomi di Eropa sehingga permintaan di sektor industri mengalami penurunan. Jika dilihat dari cakupannya, pangsa ekspor terbesar masih didominasi oleh Amerika Serikat sebanyak 20,08%, sedangkan sisanya masing-masing 18,03% dan 15,17% berada di Asean dan Eropa.
Apalagi, dengan berpisahnya Inggris dari Uni Eropa, dirinya juga menilai hal tersebut turu berpengaruh terhadap lemahnya permintaan manufaktur dari Eropa. Adapun, struktur ekspor Banten masih didominasi oleh manufaktur (industri) 97,58%, diikuti dengan pertanian 2,1%, migas 0,16%, dan barang tambang 0,02% sepanjang semester I/2016.
Khusus paruh kedua tahun ini, dirinya meyakini konsumsi pemerintah mulai berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi karena sejumlah kontrak kontruksi proyek-proyek infrastruktur, baik nasional maupun skala provinsi, mulai dilakukan.
Setelah sempat mengalami penurunan sejak 2013, realisasi belanja modal Provinsi Banten kembali meningkat pada 2015 dan 2016 menjadi masing-masing Rp691 miliar dan Rp1,4 triliun.
Kenaikan tersebut juga diikuti dengan tingkat penyerapan belanja modal yang naik menjadi 74% pada tahun lalu, dibandingkan pada 2014 sebesar 40%. Secara keseluruhan, penyerapan belanja juga meningkat menjadi 87% pada tahun lalu dari sebelumnya 79%.
“Lainnya, investasi Banten juga berpeluang melesat akibat sejumlah kemudahan yang baru saja dilansir oleh pemerintah pusat. Kami juga sudah mengimplementasikan pelayanan perizinan satu pintu,” tuturnya.
Meskipun demikian, sesuai Rencana Kerja Perangkat Daerah (RKPD), pertumbuhan ekonomi Banten masih bergerak terbatas di level 5,5% pada tahun ini.
(Bisnis)