Langka, 80% Cabai Konsumsi Pekanbaru Dipasok dari Luar Daerah

by

EKONOMIPOS.COM(EPC),PEKANBARU – Pemkot Pekanbaru menyatakan hampir 80% cabai merah yang dikonsumsi masyarakatnya didatangkan dari luar daerah.

Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Pekanbaru El Syabrina pasokan cabai merah yang masuk ke daerahnya itu yakni dari Sumatra Barat, Sumatra Utara, dan Pulau Jawa.

“Cabai merah produksi lokal hanya mampu memenuhi 20% permintaan pasar, sisanya dari luar seperti Sumbar, Sumut, dan Pulau Jawa,” katanya Senin (31/10/2016).

Akibat ketergantungan ini pemkot mengaku harga cabai merah di daerahnya terus bergejolak di saat pasokan yang dibutuhkan kian menipis.

Dia menyatakan pemkot telah berupaya mendorong masyarakat dan kelompok tani di daerah itu, untuk menanam cabai merah tanpa harus ikut musim tanam.

Namun, hasilnya belum maksimal dan dampaknya kepada pasokan cabai di Pekanbaru dan sekitarnya tidak besar. “Karena untuk menanam cabai merah ini butuh perawatan lebih, kalau gagal akan rugi, jadi petani lebih memilih tanam buah dan sayuran,” katanya.

Dari penghitungan Distanak Pekanbaru, untuk menanam cabai merah pada lahan seluas satu hektare, petani butuh dana hingga Rp75 juta. Dengan kondisi itu, pihaknya akan berupaya terus melakukan sosialisasi dan pendampingan agar petani mau menanam cabai merah.

Sebelumnya sejak awal Oktober lalu harga cabai merah di Pekanbaru melonjak 100%, dari Rp40.000 menjadi Rp80.000 per kilogram akibat menipisnya produksi cabai merah di daerah Sumatra Barat dan Sumatra Utara.

Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru Masirba Sulaiman mengatakan pihaknya tengah berupaya agar harga cabai merah kembali stabil dalam beberapa hari ini. Dia mengatakan hal ini juga akan dibahas oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah.

“Produksi cabai merah menipis. Pemerintah Kota Pekanbaru berupaya membuka keran impor agar harga cabai merah kembali stabil,” katanya.

Cabai merah selalu menjadi penyebab inflasi di Riau. Hal itu dikarenakan tingginya permintaan cabai merah untuk memenuhi bahan makanan industri kuliner dan kebutuhan rumah tangga. Warga Pekanbaru dan sekitarnya selalu mengkonsumsi cabai merah.

Irba mengatakan cabai merah juga sering melambung tinggi karena terkendala proses distribusi. Riau, termasuk Pekanbaru harus mengimpor cabai merah dari Sumatra Barat dan Sumatra Utara.

Ekonom Riau Viator Butarbutar mengatakan Riau harus memikirkan tata niaga sembako atau komoditas yang masih bergantung dengan daerah tetangganya.

“Solusi ini bisa dilakukan dengan membuka lahan pertanian hortikultura atau membuka keran impor agar Riau tidak bergantung dengan daerah tetangganya,” katanya.

 

(Bisnis)