• Redaksi
  • Info Iklan
  • Editorial
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
Sunday, July 20, 2025
Ekonomi Pos
Advertisement
  • Home
  • Lifestyle
  • Insight
  • Finance
  • Industry
  • Showbiz
  • Advertorial
  • Daerah
    • Bengkalis
    • Indragiri Hilir
    • Indragiri Hulu
    • Kampar
    • Pelalawan
    • Siak
    • Rokan Hilir
No Result
View All Result
Ekonomi Pos
No Result
View All Result

PETI KEMAS: November 2016, TPK Semarang Berlakukan Tarif Progresif

31/10/2016
Share on FacebookShare on Twitter

EKONOMIPOS.COM(EPC),SEMARANG – Terminal Petikemas Semarang atau TPKS siap memberlakukan kebijakan tarif progresif pada awal November 2016 guna mengurangi penumpukan kontainer yang terlalu lama berada di lapangan.

General Manager TPKS Erry Akbar Panggabean mengatakan kebijakan tersebut itu diambil sebagai salah satu langkah mempercepat dwelling time di area TPKS. Saat ini, dwelling time di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang mencapai 4-5 hari.

Related articles

Antibodi Vaksin Corona Pfizer-BioNTech Disebut Kurang Efektif Lawan Varian Afsel

Vaksin AstraZeneca Mulai Disebar Bio Farma

23/03/2021
Krakatau Steel Ekspor 20.000 Ton Baja ke Eropa Bulan Ini

Krakatau Steel Ekspor 20.000 Ton Baja ke Eropa Bulan Ini

17/03/2021

Dia mengatakan pemberlakuan tarif progresif sudah dikomunikasikan dengan pelaku usaha Ditjen Bea dan Cukai dan Kantor Syahbandar Otoritas Pelabuhan (KSOP). Namun demikian, katanya, perlu sosialisasi lanjutan kepada stakeholder agar mereka tidak kaget dengan pemberlakuan kebijakan tersebut.

“Awal bulan depan (November) akan segera kami berlakukan tarif progresif,” papar Erry di sela-sela acara BUMN Mengajar di Semarang, Senin (31/10/2016).

Dia mengatakan pelaksanaan tarif progres bukan untuk merampas hak para pemilik barang. Sebaliknya, TPKS ingin memberikan efek jera kepada pemilik barang yang menaruh barang atau kontainer sehingga terjadi penumpukan di lapangan setempat.

Menurut Erry, tarif penumpukan kontainer saat ini masih diberlakukan tarif lama yakni Rp24.000/kontainer dalam waktu 5 hari. Artinya, pemilik barang justru bebas menaruh barang di lapangan penumpukan sehingga kontainer baru tidak bisa leluasa masuk.

Dia menjelaskan saat ini banyak peti kemas yang menumpuk di lapangan karena tidak segera diambil pemilknya. Dengan tarif progresif, lanjutnya, diharapkan para importir bisa mempercepat proses pengurusan dokumen dan segera mengambil barang.

Saat ditanya besaran tarif progresif, Erry menjelaskan perhitungan tarif progresif akan dinaikkan dari tarif saat ini mulai dari 100%, 200% atau 300% bahkan lebih. “Arahan dari kantor pusat harus ada perubahan tarif,” terangnya.

Erry menjelaskan barang yang berada di TPKS lebih dari lima hari akan digeser ke luar dengan kesiapan tempat dan infrastruktur.

Menurutnya, karakteristik pelaku usaha di Semarang yang menggunakan jasa tranportasi laut kerap kali membawa kontainer terlebih dulu kemudian baru mengurus surat dan dokumen lainnya. “Harusnya sebelum kapal bersandar, dokumen lebih dulu harus diajukan kepada kami,” terangnya.

Dalam kesempatan terpisah, Ketua Asosisasi Pengusaha Indonesia Jateng Dedi Mulyadi Ali menjelaskan lamanya barang di pelabuhan karena faktor pengurusan dokumen yang dinilai memakan waktu lama.

Oleh karena itu, pengusaha minta pemberlakuan tarif progresif tidak berlaku dalam waktu cepat karena bukan solusi atas persoalan tersebut. “Yang perlu diperhatikan bagaimana pengurusan dokumen bisa secepat mungkin,” terangnya.

 

(Bisnis)

Share76Tweet47

Kabar Terkait

Thai Tea dan Teh Tarik: Serupa Tapi Tak Sama, Ini Bedanya

Thai Tea dan Teh Tarik: Serupa Tapi Tak Sama, Ini Bedanya

19/07/2025

Thai Tea dari Thailand dan Teh Tarik dari Malaysia merupakan dua minuman berbasis teh yang populer di Asia Tenggara. Meski...

Laporan Terbaru: Industri Berbahan Bakar Fosil Sumbangkan 389 Juta Ton Emisi Karbon

Laporan Terbaru: Industri Berbahan Bakar Fosil Sumbangkan 389 Juta Ton Emisi Karbon

19/07/2025

Industri bahan bakar fosil menyumbang tambahan 389 juta ton emisi karbon ke atmosfer sepanjang tahun lalu akibat praktik pembakaran gas...

Harga Emas Hari Ini 19 Juli 2025, Antam Masih Pegang Kendali

Harga Emas Hari Ini 19 Juli 2025, Antam Masih Pegang Kendali

19/07/2025

Harga emas pegadaian hari ini, Sabtu, 19 Juli 2025, masih diungguli oleh produk Aneka Tambang (Antam/ANTM). Namun untuk cetakan Galeri24 dan...

Sektor Otomotif Tetap Optimistis Meski Pasar Mobil Dalam Negeri Lagi Lesu

Sektor Otomotif Tetap Optimistis Meski Pasar Mobil Dalam Negeri Lagi Lesu

18/07/2025

Pasar mobil domestik kini tengah lesu. Namun sektor industri otomotif tetap optimis kondisi seperti ini akan segera berlalu. Hal itu terbukti dengan sejumlah...

Harga CPO Melemah, Pasar Tunggu Data Ekspor dan Produksi Malaysia

Harga CPO Melemah, Pasar Tunggu Data Ekspor dan Produksi Malaysia

18/07/2025

Harga CPO kontrak berjangka di Bursa Malaysia kembali ditutup melemah pada Rabu, 17 Juli 2025. Penurunan ini seiring sikap hati-hati para pelaku pasar...

Load More
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Blangko Akta Kelahiran Kosong di Bengkalis

Blangko Akta Kelahiran Kosong di Bengkalis

05/07/2017
Service Excellence Perkuat Posisi BRK Syariah di Hati Nasabah

Service Excellence Perkuat Posisi BRK Syariah di Hati Nasabah

15/07/2025
Kesenjangan Pendapatan di Kanada Tembus Rekor Tertinggi pada Awal 2025

Kesenjangan Pendapatan di Kanada Tembus Rekor Tertinggi pada Awal 2025

17/07/2025
Bagaimana Michael Jackton — “Kembaran” Michael Jackson Asal Jepang Ini — Terlibat dalam Masalah di Negeri Sakura?

Bagaimana Michael Jackton — “Kembaran” Michael Jackson Asal Jepang Ini — Terlibat dalam Masalah di Negeri Sakura?

07/07/2025
Jaringan ATM BRI Sempat “Down”

Jaringan ATM BRI Sempat “Down”

Samsung Luncurkan Kit Baterai Resmi Berkapasitas 3.220 mAh untuk Galaxy Note 4

Penyimpangan di Beberapa Kantor Bank Riau Kepri, NPL pun Naik

Rumor Baru! Jin Keluar Dari BTS

Rumor Baru! Jin Keluar Dari BTS

Thai Tea dan Teh Tarik: Serupa Tapi Tak Sama, Ini Bedanya

Thai Tea dan Teh Tarik: Serupa Tapi Tak Sama, Ini Bedanya

19/07/2025
Laporan Terbaru: Industri Berbahan Bakar Fosil Sumbangkan 389 Juta Ton Emisi Karbon

Laporan Terbaru: Industri Berbahan Bakar Fosil Sumbangkan 389 Juta Ton Emisi Karbon

19/07/2025
Harga Emas Hari Ini 19 Juli 2025, Antam Masih Pegang Kendali

Harga Emas Hari Ini 19 Juli 2025, Antam Masih Pegang Kendali

19/07/2025
Sektor Otomotif Tetap Optimistis Meski Pasar Mobil Dalam Negeri Lagi Lesu

Sektor Otomotif Tetap Optimistis Meski Pasar Mobil Dalam Negeri Lagi Lesu

18/07/2025
Ekonomi Pos

We bring you the best Economy News

  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Editorial
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber

© 2025 EkonomiPos.com.

No Result
View All Result
  • Home
  • Lifestyle
  • Insight
  • Finance
  • Industry
  • Showbiz
  • Advertorial
  • Daerah
    • Bengkalis
    • Indragiri Hilir
    • Indragiri Hulu
    • Kampar
    • Pelalawan
    • Siak
    • Rokan Hilir

© 2025 EkonomiPos.com.