EKONOMIPOS.COM (EPC), PEKANBARU – Pemprov Riau dan isntasi terkait di Bumi Lancang Kuning diminta turut membantu para pengungsi Muslim Rohingya yang mulai masuk ke sejumlah kawasan di Indonesia dalam beberapa hari ini. Terutama melalui perairan Aceh dan Sumatera Utara.
Wakil Ketua DPRD Riau, Noviwaldy Jusman mengatakan, Riau tidak hanya menunggu kedatangan para imigran yang tertindas oleh militer Myanmar itu, namun mengambil mereka di perairan Riau dan membawa ke lokasi pengungsian yang sudah disediakan.
Dia melanjutkan, untuk menampung para pengungsi memang perlu koordinasi dengan pusat. Namun untuk sementara, menurut Dedet, Riau bisa menyiapkan sebuah pulau bagi pengungsi, sembari menunggu koordinasi pusat.
“Kalau diandalkan Aceh dan Medan saja tentu tidak akan cukup. Kita harus mengambil peran di sini. Jangan biarkan mereka terlunta-lunta. Untuk sementara koordinasi memang jangan dibawa ke daratan dulu, karena proses asimilasi. Tapi siapkan mereka satu pulau kita. Yang jelas ditampung dulu,” kata Dedet, Minggu (03/9/2017).
Di pulau tersebut menurutnya para pengungsi difasilitasi untuk bercocok tanam, sehingga mereka bisa menghidupi diri mereka sendiri, sembari itu tetap diberikan bantuan. Dengan kondisi tertekan, ia sangat yakin pengungsi akan mampu bangkit dan bisa bertahan di sana, dan masyarakat juga akan ikut membantu agar mereka nyaman di sana.
“Walau ada daerah yang menyatakan tidak mau menerima para pengungsi Rohingya, tapi saya sangat yakin, masyarakat Riau sangat mau membantu mereka. Kita sudah lihat bagaimana mereka disiksa, dibunuh, dimutilasi, dibakar dengan kejam. Rakyat Riau sangat terbuka dan tidak akan membiarkan mereka terlunta-lunta. Saya yakin akan banyak masyarakat yang membantu,” tutur politisi Partai Demokrat ini.
Hal ini juga sempat menjadi perbincangan Dedet bersama masyarakat melalui media sosial. Ia tampak cukup aktif menyuarakan dukungan terhadap Rohingya, bahkan juga ikut menandatangani petisi dukungan untuk pencabutan nobel Aung San Suu Kyi, pemimpin Myanmar yang diam ketika pembantaian terhadap Muslim Rohingya. (*)