Tekanan darah tinggi atau hipertensi tidak hanya menjadi pemicu utama penyakit kardiovaskular, tetapi juga dapat berdampak pada kemampuan berpikir dan belajar seseorang. Bahkan, dalam kondisi tertentu, hipertensi bisa menyebabkan gangguan daya ingat.
Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Journal Archives of Neurology mengungkapkan bahwa tekanan darah tinggi berkaitan erat dengan salah satu dari dua jenis gangguan kognitif ringan. Meskipun kondisi ini bisa menjadi tanda awal penurunan daya ingat, tetapi bukan tipe yang paling sering dikaitkan dengan penyakit Alzheimer.
Dalam studi tersebut, ditemukan bahwa individu yang mengalami gangguan kognitif ringan dapat mengalami kesulitan dalam berbagai aspek fungsi otak, seperti bahasa, ingatan, konsentrasi, atau kemampuan berpikir lainnya. Pemeriksaan medis mengidentifikasi dua tipe gangguan, yakni yang secara spesifik memengaruhi daya ingat dan yang lebih berdampak pada aspek kognitif lainnya.
Kendati demikian, penurunan daya ingat ini belum cukup parah untuk mengganggu aktivitas sehari-hari. Para lansia dengan hipertensi yang menjadi subjek penelitian kerap menunjukkan gejala penurunan kognitif ringan yang bisa menjadi pertanda awal gangguan pembuluh darah di otak.
Jenis gangguan daya ingat lainnya yang sering terjadi adalah yang muncul setelah serangan Alzheimer. Biasanya, kondisi ini berhubungan dengan risiko stroke, yang dapat semakin meningkat akibat tekanan darah tinggi.
“Tekanan darah tinggi tampaknya berkontribusi terhadap penurunan daya ingat, meskipun bukan secara langsung menyebabkan kehilangan ingatan. Lebih tepatnya, hipertensi berpengaruh pada fungsi kognitif lain, terutama dalam aspek bahasa dan keterampilan eksekutif,” ujar Dr. Christiane Reitz dari Columbia University Medical Center, New York, seperti dikutip dari Reuters.
Penelitian ini melibatkan 918 orang berusia rata-rata 76 tahun di New York yang mengalami penurunan kognitif ringan. Studi dimulai pada periode 1992 hingga 1994, dengan peserta menjalani pemeriksaan fisik dan kognitif di awal penelitian serta evaluasi ulang setiap 18 bulan selama rata-rata 4,5 tahun.
Hasilnya menunjukkan bahwa sebanyak 334 peserta mengalami gangguan daya ingat selama periode studi. Individu dengan tekanan darah tinggi memiliki risiko 40% lebih tinggi mengalami penurunan kognitif ringan, serta 70% lebih besar kemungkinan mengalami bentuk gangguan nonamnestik, yang tidak berfokus pada kehilangan ingatan utama.
Para peneliti menekankan bahwa upaya pencegahan dan pengelolaan tekanan darah tinggi dapat berperan penting dalam mengurangi risiko penurunan daya ingat seiring bertambahnya usia.
Penelitian lain yang meninjau 4.646 orang dewasa di Amerika Serikat mengungkap bahwa sekitar 75% individu dengan kondisi seperti penyakit jantung koroner, stroke, atau diabetes juga mengalami hipertensi. Bukti lain juga mengindikasikan adanya hubungan kuat antara kesehatan sistem kardiovaskular dengan fungsi otak yang optimal.
“Studi kami menunjukkan bahwa kondisi pembuluh darah yang sehat berkontribusi pada kesehatan otak yang lebih baik,” kata Profesor Neurologi dan Psikiatri dari University of Pittsburgh, Oscar Lopez, MD, seperti dikutip dari ScienceDaily.
Oleh karena itu, pada pasien Alzheimer, deteksi dini dan pengelolaan hipertensi sangat penting untuk mencegah dampak yang lebih parah. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Cyrus Raji, MD, dari University of Pittsburgh, tekanan darah tinggi dapat mengurangi aliran darah ke otak pada penderita Alzheimer.
“Meskipun hipertensi bukan penyebab langsung Alzheimer, studi kami menunjukkan bahwa kondisi ini membuat bagian otak lebih rentan terhadap efek buruk penyakit tersebut,” ungkap Raji.
Dengan demikian, menjaga tekanan darah tetap stabil menjadi salah satu langkah penting untuk melindungi kesehatan otak dan mencegah gangguan kognitif di usia lanjut.***