Daerah Diminta Waspada Lonjakan Inflasi Pangan Jelang Ramadan dan Lebaran Idulfitri

by

Pemerintah Daerah (Pemda) diminta untuk waspada terhadap potensi lonjakan inflasi pangan menjelang Ramadan dan Idulfitri 1446 H/2025 M. Kondisi kenaikan inflasi sangat mungkin terjadi karena naiknya harga pangan di pasaran.

Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti, menjelaskan tren inflasi pada momen Lebaran dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data historis, inflasi pada April 2024 yang bertepatan dengan Lebaran tercatat lebih rendah dibandingkan Maret 2024 yang bertepatan dengan awal Ramadan.

“Puasa biasanya meningkatkan permintaan lebih besar. Namun, jika melihat pola tahun lalu, pada awal Ramadan 2024 terjadi inflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,41%,” ujarnya dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi, pada 10 Februari 2025.

Amalia menambahkan bahwa inflasi pada Lebaran 2024 lebih rendah dibandingkan tiga tahun sebelumnya, yakni April 2023, Mei 2022, dan Mei 2021. Pada April 2024, kelompok transportasi menjadi penyumbang inflasi terbesar dengan andil 0,12%, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya.

Sebaliknya, kelompok makanan, minuman, dan tembakau pada April 2024 justru mengalami deflasi sebesar 0,01%. Hal ini berbeda dengan Maret 2024, di mana kelompok ini menjadi penyumbang inflasi terbesar. “Ini menjadi catatan penting untuk Ramadan dan Lebaran tahun depan agar kita bisa lebih siap dalam mengendalikan inflasi,” kata Amalia.

Dia juga menyoroti beberapa komoditas yang perlu diwaspadai karena berpotensi mengalami kenaikan harga, seperti minyak goreng, daging ayam, beras, telur ayam ras, dan bawang putih. Pada April 2022, inflasi mencapai 1,76% dengan andil terbesar berasal dari minyak goreng sebesar 0,19%. Oleh karena itu, pemerintah dan TPID perlu mengambil langkah strategis guna menjaga stabilitas harga dan daya beli masyarakat menjelang momen keagamaan tersebut.***