INHIL – Fokus penyelamatan kebun kelapa pada era kepemimpinan Bupati HM Wardan dinilai berhasil. Gubernur Riau (Gubri), Arsyadjuliandi Rachman menyebut, komoditas kelapa menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi Kabupaten Inhil.
Pernyataan tersebut dikemukakan oleh Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman pada pertemuan dengan Peserta Program Pendidikan Reguler Angkatan PPRA Ke – LVI (Kelima Puluh Enam) tahun 2017, Lembaga Pertahanan Nasional di Gedung Daerah Provinsi Riau, Pekanbaru, Senin (17/7/2017).
“Ini memang luar biasa. Dibanding dengan Kabupaten dan Kota yang menjadi penghasil migas selama ini, seperti Siak, Dumai dan Bengkalis, pertumbuhan ekonomi Inhil saat ini cenderung stabil. Tak beda dengan Kuansing yang mengandalkan sektor perkebunan karet dan kelapa sawit, perekonomia disana setiap tahun justru mengalami penurunan,” papar gubernur yang akrab disapa Andi Rahman itu.
Kontribusi kelapa terhadap pertumbuhan ekonomi daerah yang cenderung stabil ini, diungkapkan Andi Rachman disebabkan oleh perdagangan kelapa sebagai suatu komoditas berada dibawah kendali masyarakat pekebun kelapa itu sendiri. Berbeda dengan Migas dan Kelapa Sawit yang kendali perdagangan sebagian besar berada dibawah kendali korporasi.
“Problema perdagangan sektor migas dan kelapa sawit yang menjadi sektor unggulan daerah, seperti Siak, Bengkalis, Dumai dan Kuansing itu diperparah dengan fluktuasi harga yang sulit untuk diprediksi. Di Inhil, kendali perdagangan lebih besar ada ditangan masyarakat sehingga tekanan dari pihak perusahaan yang membuat masyarakat pekebun terpaksa harus menjual hasil perkebunannya kurang,” terang Andi Rachman.
Pemkab Inhil di era Bupati, HM Wardan memang telah menjadikan sektor perkelapaan sebagai prioritas dalam rencana pembangunan. Perwujudan sektor perkelapaan sebagai fokus utama dibuktikan dengan penyusunan berbagai program kegiatan yang berkenaan dengan sektor ini, beberapa diantara kegiatan tersebut ialah, perbaikan kebun kelapa masyarakat, melalui pembangunan dan perbaikan sistem Trio Tata Air yang meliputi perbaikan tanggul , baik tanggul mekanik maupun manual, peremajaan kelapa dg pengembangan bibit kelapa unggul kelapa pasang surut SRI GEMILANG sebagai bibit kelapa khas Inhil.
serta pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT).
Selain karena menjadi sumber pendapatan mayoritas masyarakat, upaya untuk menumbuh – kembangkan sektor perkelapaan ini, dikatakan Bupati Wardan juga dilatarbelakangi oleh luasnya perkebunan kelapa yang terhampar di Kabupaten yang berjuluk ‘Negeri Seribu Parit, Hamparan Kelapa Dunia” itu.
“Kita memang berusaha untuk menyelamatkan kebun-kebun kelapa ini karena itu merupakan gantungan hidup lebih 76 persen masyarakat Inhil. Walau pekerjaan ini kami akui berat, tapi kita yakin, jika ini dilakukan dengan konsisten tentu akan membuahkan hasil yang baik,” papar Bupati Wardan saat diminta tanggapannya.
Disamping itu, Bupati Wardan mengungkapkan, terdapat sejumlah langkah kebijakan yang diambil dengan tujuan untuk penyelamatan 100 ribu hektare kebun kelapa masyarakat yang saat ini mengalami kerusakan.
“Tak hanya sampai disitu, berbagai program kegiatan pada sektor perkelapaan ini juga dilakukan guna memperkuat identitas Kabupaten Inhil sebagai ‘Negeri Hamparan Kelapa Dunia’ dengan dengan hamparan kebun kelapa masyarakat yang begitu luasnya hingga mencapai lebih 400 ribu hektare,” ujar Bupati.
Upaya penguatan identitas ini, dikatakan Bupati Wardan akan semakin meningkat dengan penetapan Kabupaten Inhil sebagai ‘Tuan Rumah’ pada penyelenggaraan Festival Kelapa Internasional dalam rangka peringatan Hari Kelapa Dunia ( World Coconut Day ) yang dijadwalkan pada 9 sampai 11 September 2017 mendatang. (ADV)