Jelang MEA 2015, UMKM Riau Harus Selalu Inovatif dan Kreatif

by

MEAEkonomipos.comPEKANBARU – Persaingan pasar bebas Asia atau yang lebih dikenal dengan MEA (Masyarakat Ekonomi Asia) yang hanya terhitung beberapa bulan lagi. Mepetnya waktu ini tak ayal membuat sejumlah pelaku UMKM (Usaha Menengah Kecil Mikro) ketar-ketir dalam menghadapi Persaingan industri antar negara Asean.

Termasuk pelaku UMKM di Riau, yang sejatinya berada di posisi yang paling strategis, baik secara geografis, geoekonomi dan geopolitik. Seperti diungkapkan Ketua TDA Kampus Tangan di Atas (Komunitas Interpreneur Muda), Melati Octavia, Jumat (27/03/2015).
“Di Riau, khususnya Pekanbaru menurut saya belum cukup siap dan agak gamang,” ujarnya.
Sebab kenyataannya, masih banyak pengusaha muda yang berpotensial tapi masih terhambat berbagai faktor. Seperti keterbatasan informasi, netwoking dan dana. Ditambah lagi masalah perizinan yang terbilang ribet.
“Di Pekanbaru masih sulit, artinya banyak birokrasi yang lumayan ribet dan prosesnya belum teredukasi ke semua UMKM. Masih banyak juga UMKM di Pekanbaru yang sebenarnya belum tahu apa maksudnya MEA,” tambahnya.
Sementara itu Owner D’Coconut Ice Craem Riona berpendapat, pasar bebas ASEAN ini merupakan pasar dengan tingkat persaingan yang lebih besar. Jadi harus dihadapi dengan inovasi dan peningkatan kualitas.
“Sebagai pelaku UMKM, kita harus lebih aktif dalam mengahadapi MEA. Karena pangsa pasarnya bakal jadi dua kali lipat, begitu juga dengan persaingannya un akan bertambah,” ungkapnya.
“Kita harus lebih aktif lagi berinovasi dan meningkatkan mutu agar bisa bersaing dengan negara ASEAN yang lain. Jangan sampai nanti lebih banyak orang luar yang menguasai pasar di negara kita, terutama Riau yang menjadi salah satu pintu masuk negara ASEAN,” tambahnya.
Selain itu, Riona juga mempersiapkan dari sisi manajemen pengelolaan usaha. Karena tanpa sistem dan manajemen yang kuat maka dapat dengan mudah dikalahkan oleh pengusaha lain yang sudah memiliki manajemen yang tersitematis dan kuat. (nova)