EKONOMIPOS.COM (EPC), JAKARTA – Perdagangan emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange turun lebih dari 5,6 persen selama Mei, menandai penurunan bulanan pertama tahun ini.
Tapi, pada Selasa (Rabu pagi waktu Indonesia, 1 Juni 2016), komoditas ini diperdagangkan naik sedikit, setelah delapan sesi berturut-turut mencatat kerugian. Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Agustus naik 0,80 dolar AS atau 0,07 persen, menjadi US$ 1.217,50 per ounce.
Untuk Mei, berdasarkan kontrak teraktif, emas turun 5,66 persen menjadi US$ 1.290,50 per ounce, dibanding pada 29 April. Emas tertekan ke posisi yang lebih rendah karena laporan yang dirilis Departemen Perdagangan AS pada Selasa. Dalam laporan itu, angka penting Pendapatan dan Pengeluaran Pribadi meningkat 0,4 persen, dipimpin oleh belanja konsumen, yang meningkat lebih besar dari perkiraan sebesar 1,0 persen.
Sementara itu, indeks Dow Jones Industrial Average turun 129 poin atau 0,72 persen pada pukul 18.50 GMT. Analis mencatat bahwa ketika pasar modal merugi, logam mulia biasanya naik, karena investor mencari tempat yang aman. Sebaliknya, ketika ekuitas AS membukukan keuntungan, biasanya logam mulia turun.
Para analis memperkirakan harapan atas kenaikan suku bunga The Fed terus menekan perdagangan emas berjangka. Pada Jumat, Ketua Dewan Federal Reserve AS, Janet Yellen, di Harvard University, mengatakan bahwa kenaikan suku bunga dalam beberapa bulan ke depan mungkin akan tepat jika data ekonomi terus membaik.
Komoditas lain, perak, untuk pengiriman Juli turun 27,50 sen, atau 1,69 persen, menjadi US$ 15.994 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli turun 1,80 dolar AS, atau 0,18 persen, menjadi US$ 980,40 per ounce, demikian Xinhua melaporkan. (Tempo)