EKONOMIPOS.COM (EPC), PEKANBARU – Imbas mahalnya harga cabai di Pekanbaru, warga kemudian beralih ke cabai asal Sumatera Utara. Padahal sebelumnya justru lebih dominan cabai asal Bukittinggi yang dinilai lebih pedas.
Selain faktor perbedaan harga, pasokan cabai Bukittinggi juga tersendat akibat bencana banjir dan longsor di provinsi tetangga itu.
“Pasokan cabai asal Bukittinggi sedikit, sehingga cabai Medan lebih dominan. Mungkin karena faktor bencana longsor dan banjir di sana,” ujar seorang pedagang, Inun, Senin (13/03/2017).
Sementara itu, pantauan di sejumlah pasar tradisional Pekanbaru, Senin kemarin, harga sejumlah kebutuhan pokok masih tergolong mahal. Belum dipastikan tanda-tanda turun dan naiknya harga bahan pokok tersebut. Karena pasar Pekanbaru belum stabil sejak bencana yang memutuskan jalur Riau-Sumbar.
Harga cabai hari ini masih sama dengan pekan lalu, yaitu berkisar Rp 28-30 ribu per kg untuk cabai Medan. Untuk cabai Bukittinggi berkisar Rp 30-32 ribu per kg. Mahalnya harga cabai Bukittinggi ini karena pasokan cabai yang masih minim di Pekanbaru.
Begitu pun dengan harga bawang yang sampai hari ini masih di harga Rp 25-28 ribu per kg. Pasokan bawang saat ini masih dapat dikatakan stabil, meski adanya keterlambatan datangnya pasokan bawang.
Tetapi untuk harga bawang yang tak kunjung turun, karena alasan pasokan bawang yang datangnya terlambat ini menuai protes dari pembeli. Seperti halnya Nani salah satu pembeli, mengeluh dengan mahalnya harga bawang di Pasar Pusat Pekanbaru. (*)