EKONOMIPOS.COM (EPC), PEKANBARU – Pemprov Riau melalui Badan Pendapatan Daerah (Bappenda) tengah melakukan survei sebagai bagian simulasi penurunan pajak Bahan Bakar Minyak (BBM) khususnya untuk jenis Pertalite. Survei ini dilaksanakan hingga akhir tahun 2017.
Wakil Ketua DPRD Riau, Noviwaldy Jusman mengatakan, survei tersebut dilakukan mulai pertengahan September 2017 lalu. Sebagaimana keinginan pihak DPRD Riau sebelumnya, wacana ini harus tetap dilanjutkan, namun tetap melihat potensi dan hasil survei nantinya.
Dikatakannya, dalam survei tersebut dirincikan, jika harga pertalite yang saat ini harganya Rp 7.900 diturunkan menjadi Rp 7.500 bagaimana respon masyarakat. Kalau antusias masyarakat memilih mencapai 5 ribu orang, maka menurutnya layak untuk diterapkan penurunan harga pertalite tersebut.
“Selama ini misalnya ada 1.000 masyarakat yang membeli pertalite, dan 10 ribu beli premium. Dengan diturunkan harga pertalite, apakah minat beli masyarakat mencapai 5 ribu? Kalau soal premium langka kan trik pemerintah yang tak menaikkan harga premium, kemudian perlahan menghilangkannya,” kata Noviwaldy Jusman, Selasa (26/9/2017).
Menurut pria yang akrab disapa Dedet ini, selain melajukan survei, masyarakat juga diberikan edukasi soal keunggulan menggunakan pertalite. Misalnya membuat mesin lebih awet, lebih irit, dan keunggulan lainnya.
“Kalau hingga akhir tahun hasil survei tersebut menyatakan lebih menguntungkan, maka penurunan harga pertalite bisa direalisasikan pada awal tahun 2018 mendatang,” ulasnya.
Politisi Demokrat ini juga mengatakan, kalau jadi direalisasikan pada awal tahun 2018, maka selanjutnya akan dilakukan revisi target pendapatan pajak pada APBD Perubahan 2017. (*)