PEKANBARU – Keterbatasan anggaran membuat Dinas Sosial (Dinsos) Kota Pekanbaru melakukan pengurangan jumlah penghuni shelter. Jika biasanya shelter bisa menampung sebanyak 150 hingga 200 orang, maka tahun ini hanya akan menampung 100 orang.
Tidak hanya berpengaruh terhadap jumlah, berkurangnya anggaran juga akan berpengaruh terhadap sistem penginapan di shelter yang berada di Jalan Kaharuddin Nasution.
Biasanya, shelter dapat menampung tujung orang dengan lama penginapan sampai sepekan. Dengan dipangkasnya anggaran akan menjadi durasi inap hanya tiga hari.
“Kita juga harus melakukan efisiensi dengan menyesuaikan anggaran yang ada. Misalnya ada penangkapan dari kami, mungkin nantinya tidak akan kami tangani. Langsung kami koordinasikan kepada Dinas Sosial Provinsi Riau. Misalnya, ditangkap warga luar Pekanbaru, maka kami akan langsung pulangkan melalui Dissos Provinsi Riau, tanpa dilakukan penginapan di shelter,” kata Kepala Dinas Sosial Kota Pekanbaru, Khairani, Senin (15/1).
Seperti diketahui shelter milik Dinas Sosial Kota Pekanbaru yang berada di Simpang Tiga ini merupakan tempat penampungan yang digunakan untuk menampung gelandangan, pengemis, anak punk dan pengamen jalanan untuk diberi pembinaan mental dan pelatihan. Agutus 2016 lalu shelter ini sempat tidak beroperasi karena tidak anggaran untuk operasional.
Bahkan saat itu, empat dari tujuh petugas penjaga Shelter Dinas Sosial Kota Pekanbaru terpaksa dirumahkan. Sementara tiga orang lagi ditarik ke Kantor Dinas Sosial sebagai Tenaga Harian Lepas (THL). Sebelumnya tujuh petugas tersebut menjadi pengelola di tempat penampungan para gepeng dan anak jalanan. (*)