Cara Simpan Duit buat Dana Darurat Hadapi Resesi

by

EKONOMIPOS.COM – Indonesia di bayang-bayangi resesi. Bila capaian kuartal III-2020 mendatang, ekonomi RI tercatat minus, maka Indonesia resmi masuk jurang resesi.

Agar tahan banting menghadapi resesi, salah satu bekal utama yang harus dimiliki adalah mempunyai dana darurat. Minimal yang bisa mencukupi kebutuhan dasar selama 3-6 bulan ke depan.

“Seharusnya, kalau sudah dengar kabar resesi dari sebulan atau dua bulan lalu atau bahkan awal tahun pandemi masuk ke Indonesia, sebenarnya kita harus sudah cek terlebih dahulu kita punya persediaan dana tunai atau setara dengan tunai, itu cukup atau tidak untuk bisa membuat nafas kita cukup panjang gitu sampai pandemi ini bisa terkendali. Pada umumnya, sekitar 3-6 bulan harus punya ya,” ujar Perencana Keuangan sekaligus pendiri dari Mitra Rencana Edukasi, Mike Rini Sutikno kepada detikcom, Rabu (19/8/2020).

Menurut Mike, untuk mengumpulkan dana darurat harus di simpan di instrumen investasi yang berbeda-beda. Namun, yang paling aman setidaknya dibagi kepada 3 instrumen penyimpanan yakni tabungan di bank, deposito dan reksa dana pasar uang. Sebab, ketiganya mudah dicairkan dan nilainya tidak akan terpengaruh oleh kondisi pasar atau tidak fluktuatif.

“Untuk dana darurat sebenarnya kombinasi ya jangan ditaruh di tabungan semuanya (bank), kalau taruh di bank khawatir gampang terpakai ya, apalagi sekarang zamannya online, jadi perlu kombinasi bisa di deposito, reksa dana pasar uang,” tuturnya.

1. Simpan Duit di Bank

Porsi menyimpan duit sebagai dana darurat di Bank tidak perlu banyak-banyak, khawatir dananya terpakai untuk belanja yang konsumtif. Cukup sisihnya 1/3 dari total duit yang ingin disimpan sebagai dana darurat.

“Tabungan sepertiganya, deposito sepertiganya, pasar uang sepertiga, semuanya tadi setara tunai, likuid, dan tidak fluktuatif,” kata Mike.

Bila perlu, pilihlah perbankan yang membebaskan biaya potongan administrasi bulanan. Saat ini sudah banyak perbankan yang menawarkan keistimewaan tersebut. Berikut daftar beberapa bank tanpa biaya administrasi bulanan:

– CIMB Niaga AirAsia Savers
– Bank Mega Berbagi
– BII Tabungan Gold Maybank
– BNI Syariah iB Hasanah
– Permata Tabungan iB Optima

Ada juga, bank-bank yang menyediakan tabungan dengan bunga yang bisa ditarik kapan saja. Seperti Flexi Saver Bank Jenius dari BTPN dan Tabungan Maxi dari digibank by DBS.

2. Simpan Duit di Deposito

Serupa dengan menyimpan duit di Bank, jumlah dana darurat yang disimpan ke deposito pun cukup 1/3 dari total tabungan yang Anda miliki. Nah, bila dana terbatas, carilah layanan deposito yang memungkinkan menabung mulai dari Rp 1 juta.

“Kalau uang Anda pas-pasan taruh saja di salah satu saja tabungan atau deposito, deposito ada yang Rp 1 jutaan kok,” ucap Mike.

Beberapa perbankan yang memperbolehkan nasabahnya buka tabungan deposito mulai dari Rp 1 juta adalah BNI Syariah Deposito iB Hasanah, Bank Deposito Mandiri (lewat Mandiri Online) dan digibank by DBS.

Setelah itu, hindari jatuh tempo yang terlalu lama, upayakan jatuh tempo deposito tidak lebih dari 6 bulan.

3. Simpan Duit di Reksa Dana Pasar Uang

Penempatan dana di Reksa Dana Pasar Uang mungkin tak banyak diketahui oleh masyarakat. Namun, instrumen satu ini justru memberi keuntungan yang cukup besar dibanding menabung di tabungan atau deposito. Reksa dana pasar uang mampu menawarkan keuntungan hingga 20% per tahun, sedangkan deposito berkisar antara 4-7% saja. Bahkan, menabung di instrumen investasi ini bisa dimulai dari uang sebesar Rp 10 ribu.

Memulai investasi ini juga cukup mudah. Sekarang semuanya bisa diakses melalui telepon genggam secara daring. Beberapa aplikasi yang menyediakan layanan investasi ini adalah Bibit, Bareksa dan lain sebagainya.

Namun, kekurangan reksa dana pasar uang ini, untuk mencairkan dananya butuh waktu antara 2 hari kerja. “Ia reksa dana pasar uang ini kan butuh 2 hari kerja baru bisa cair,” sambung Mike.(sumber detik.com)