JAKARTA — Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memastikan Indonesia akan mencapai swasembada pangan pada era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Salah satu indikatornya adalah tidak adanya rencana impor beras sepanjang tahun 2025.
“Insyaallah swasembada pangan. Tandanya sudah jelas, stok kita melimpah, produksi meningkat. Mudah-mudahan tahun ini tidak ada impor lagi,” ujar Amran dalam wawancara eksklusif bersama B-Universe di Jakarta Selatan, Kamis (17/7/2025).
Amran menjelaskan, cadangan beras pemerintah (CBP) saat ini mencapai 4,2 juta ton. Jumlah tersebut dinilai sangat aman, bahkan di tengah maraknya kasus beras oplosan yang tengah ditangani Satgas Pangan Polri.
“Kalau stok kita di bawah 1 juta ton, pasti kita tidak berani. Tapi sekarang kita justru menata, karena stok beras kita sangat cukup,” ungkapnya. Ia juga menegaskan, kondisi ini membuat spekulan tidak bisa bermain di pasar karena cadangan yang besar menekan peluang manipulasi harga.
Selain memastikan stok aman, Amran juga mengungkap temuan mencengangkan terkait praktik curang produsen beras. Berdasarkan hasil investigasi Kementan bersama Satgas Pangan Polri, sebanyak 212 merek beras diketahui melakukan pelanggaran terhadap standar mutu, kualitas, dan volume.
“Ini bukan perkara kecil. Kasus beras oplosan merugikan negara lebih dari Rp99 triliun per tahun,” tegasnya saat bertemu ribuan petani di Kediri, Jawa Timur, Selasa (15/7/2025).
Saat ini, puluhan produsen beras yang terlibat telah diperiksa oleh kepolisian. Amran memastikan seluruh proses hukum ditangani serius oleh Satgas Pangan dan Kejaksaan Agung untuk melindungi petani dan konsumen dari praktik curang.
Amran menegaskan bahwa capaian swasembada pangan adalah bukti nyata dari kerja keras sektor pertanian nasional. Ia optimistis, jika tren peningkatan produksi terus dijaga dan spekulan dicegah, Indonesia tak hanya mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri, tetapi juga siap menjadi pengekspor pangan di masa depan.
“Ini momentum penting bagi kita semua. Swasembada bukan sekadar target politik, tapi misi kedaulatan negara. Petani kita harus berdiri di garis depan,” pungkasnya.***