EKONOMIPOS.COM (EPC), SIAK – Warga kurang mampu di Siak mulai merasakan manfaat listrik gratis dari Program Listrik Mandiri Rakyat (Limar) yang difasilitasi oleh perusahaan daerah Bumi Siak Pusako (BSP).
Sebelumnya warga harus mengeluarkan duit Rp 200 ribu hingga Rp 1 juta untuk mendapatkan listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), yang dinyalakan secara serentak setiap pukul 17.30 – 23.00.
“Dulu kita pakai PLTD dari dana swadaya masyarakat, yang hidup dari pukul 17.30 sampai 23.00 setiap harinya, tapi sekarang sudah terputus, sehingga kita menggunakan lampu teplok, ” ujar seorang warga penerima bantuan Limar, Selasa (10/10/2017).
Sebanyak 36 unit Limar dipasang secara simbolis di 36 rumah tangga atau kepala keluarga (KK) di komplek Abling 12a, Dusun Berumbung Rejo, Kampung Lubuk Tilan, Kecamatan Dayun, Kabupaten Siak. Dihadiri Bupati Siak Syamsuar, Danrem 031/Wirabima Brigjen TNI Edi Nasution, Direktur Utama PT BSP, dan jajaran TNI Kodim 0303/Bengkalis pada Senin malam.
Dusun Berumbung Rejo merupakan salah satu daerah terpencil yang terletak cukup jauh dari kota Siak ini memang belum mendapatkan aliran listrik PLN. Pada umumnya mata pencaharian mereka sebagai buruh, dagang kecil-kecilan yang terkadang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Setelah PLTD hasil swadaya masyarakat terputus, warga di daerah tersebut terpaksa menggunakan lampu teplok sebagai penerangan dalam berbagai aktivitas di malam hari seperti belajar dan mengaji bagi anak-anak.
Pemberian lampu Limar gratis ini merupakan bantuan dari dana CSR PT BSP bagi masyarakat Kabupaten Siak yang belum mendapatkan aliran listrik PLN. Pemasangannya dilakukan dalam dua tahap, tahap pertama akan diperuntukkan pada 300 KK dalam tahun 2017, sisanya pada 2018.
“Program ini merupakan hasil sinergi Pemkab Siak dengan menggandeng BUMD PT BSP melalui program Corporate Sosial Responsibilitynya (CSR) yang didukung oleh jajaran Kodim 0303/Bengkalis,” lanjut Bupati Siak Syamsuar dalam sambutannya.
Ia juga berpesan pada anak-anak agar lebih giat lagi belajar untuk meraih cita-cita, karena mereka tidak lagi belajar dan mengaji dalam gelap yang hanya diterangi dengan lampu teplok. (*)