Populasi Belalang Ancam Afrika

by

mask-and-goggles_2501890kEkonomipos.com – Hujan yang sangat lebat dan meluas yang turun belum lama ini di bagian barat-laut Afrika, Tanduk Afrika dan Yaman dapat memicu perkembangbiakan belalang. Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) pada Rabu (11/11) telah memperingatkan warga akan hal ini.

“Pemantauan seksama perlu dilakukan selama enam bulan ke depan guna mencegah serangga tersebut membentuk gerombolan yang menghancurkan,” kata Juru Bicara Stephane Dujarric.

Belalang yang jumlah sangat sedikit melahap jumlah makanan yang sama dengan 35.000 orang konsumsi setiap hari. Bukan hanya, gerombolan puluhan juta belalang dapat terbang sampai sejauh 150 kilometer per hari dengan bantuan angin setelah berada di udara.

Kondisi belalang di berbagai negara biasanya dipengaruhi oleh Belalang Gurun, yang kebanyakan kondisinya masih tenang pada Oktober dan dideteksi hanya terjadi pembiakan dalam jumlah kecil. Namun para ahli menyatakan kondisi itu dapat berubah, sebagian akibat dampak El Nino di Afrika dan Topan Tropis Chapala serta Megh di Jazirah Arab serta Tanduk Afrika.

“Berbagai peristiwa cuaca ekstrem, termasuk hujan lebat, memiliki potensi untuk memicu lonjakan populasi belalang dalam jumlah sangat banyak. Hujan menyediakan tanah yang lembab buat serangga untuk menaruh telur mereka, yang pada gilirannya perlu menyerap air. Hujan juga membuat sayuran tumbuh, sedangkan belalang membutuhkan sayuran untuk makanan dan tempat berteduh,” kata Keith Cressman, petugas senior FAO.

Menurut Cressman, dampak dari wabah belalang dapat memporak-porandakan panen dan padang rumput sehingga mengancam keamanan pangan dan kehidupan warga desa.

(AntaraNews)