EKONOMIPOS.COM (EPC),BENGKULU – Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu, Abu Bakar mengatakan, keberadaan Harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatrae) di Provinsi Bengkulu, terancam punah. Pasalnya saat ini Harimau hanya tersisa sekira 17 ekor.
Belasan Harimau itu, kata dia, berada di tiga kabupaten di Bumi Rafflesia, seperti di kawasan hutan Kabupaten Seluma, Bengkulu Utara dan Kabupaten Mukomuko.
“Harimau Sumatera di Bengkulu, terancam punah. Dari data yang kita kantongi hanya tersisa 17 ekor,” kata Abu.
Pendataan jumlah Harimau di tiga kabupaten itu, sambung Abu, dilakukan dengan metode pemasangan camera trap atau alat untuk merekam foto atau video dari satwa liar yang menjadi target pengamatan.
Data tersebut, sampai dia, merupakan hasil pendataan pada tahun 2016 lalu, di mana pada tahun 2015 Harimau Sumatera hanya 15 ekor. Di mana 2 ekor tambahan lantaran adanya kelahiran anak harimau di kawasan hutan di Kabupaten Seluma.
“Tahun 2015, ada 15 ekor. Karena ada Harimau di Seluma yang beranak maka jumlah Harimau menjadi 17 ekor,” jelas Abu.
Terancamnya habitat harimau itu, jelas Abu, dikarenakan masih adanya pemburuan harimau di kawasan tiga wilayah itu. Ditambah ekosistem di sekitar habitat harimau sudah rusak akibat pembalakan liar.
Tidak hanya itu, tambah Abu, masih adanya pemasangan jerat oleh oknum tidak bertanggungjawab di kawasan hutan yang menjadi kawasan bermain Harimau. Keberadaan Harimau di Bengkulu, tambah Abu, sudah dilaporkan ke Kementerian Kehutanan pada akhir Desember 2016 lalu.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, terang dia, mesti adanya dukungan seluruh lapisan masyarakat untuk menghentikan pemburuan dan merusak kawasan hutan yang menjadi tempat bermain harimau.
“Pemburuan makanan harimau pun ikut diburu, seperti Rusa dan Babi. Makanya keberlangsungan Harimau di Bengkulu menjadi terancam punah,” pungkas Abu. (**)