Dorong Unicorn Melantai di Bursa

by

EKONOMIPOS.COM-PEKANBARU Bursa Efek Indonesia (BEI) terus mendorong perusahaan rintisan alias start-up untuk melantai di bursa. Saat ini baru ada dua start-up yang menjadi emiten di BEI, yaitu PT Kioson Komersial Indonesia Tbk dan PT M Cash Integrasi Tbk. Padahal, start-up yang memiliki kapasitas untuk menjadi emiten cukup banyak.

Sejauh ini ada empat perusahaan start-up unicorn atau perusahaan rintisan yang memiliki valuasi minimal 1 miliar dolar Amerika Serikat. Namun, belum ada yang melakukan penawaran umum perdana saham (IPO).

Empat unicorn itu adalah Go-Jek, Tokopedia, Traveloka, dan Bukalapak. Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan, dirinya sudah bertemu dengan start-up unicorn, BEI, dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam rangka membahas IPO untuk start-up.

Namun, dia menolak untuk membeberkan start-up mana yang ditemuinya. Sejauh ini, unicorn yang pernah menyatakan minatnya untuk IPO kepada media hanya Go-Jek. ”Nanti kalau saya bilang, kasihan teman-teman (yang mau jadi, red) investor,” katanya.

Menurut dia, pembicaraan dengan unicorn dilakukan untuk mengetahui alasan yang menyebabkan mereka tak mau untuk menjadi perusahaan publik. Apa saja kendalanya, kewajiban yang harus dihadapi ketika IPO, dan bagaimana masa depan perusahaan jika sudah menjadi perusahaan terbuka.

Rudiantara menuturkan, OJK dan BEI sangat mendukung jika ada start-up yang mau IPO. Namun, OJK dan BEI punya kewajiban untuk melindungi kepentingan investor publik. Dengan begitu, perlu ada kebijakan teknis yang berpihak kepada investor ritel.

BEI pun kini merancang tiga alternatif keperluan bagi start-up untuk melakukan IPO. Alternatif itu adalah net tangible asset (NTA), kapitalisasi pasar, dan revenue atau pendapatan. Perusahaan yang masih berkembang masih mungkin melakukan IPO meski masih mencatat kerugian.(*)